Keterlekatan dan Jaringan Sosial Dalam Pengembangan Usaha Pengrajin Blangkon (Studi Kasus di Kampung Blangkon Potrojayan Surakarta)
Penulis Utama
:
Florentina Galuh Masayu
NIM / NIP
:
K8421017
×<p class="MsoNormal" xss=removed><span xss=removed>Penelitian















ini bertujuan untuk menganalisis keterlekatan sosial dan jaringan sosial dalam















pengembangan usaha pengrajin blangkon di Kampung Blangkon Potrojayan Surakarta.















Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan















pendekatan studi kasus. Sampel penelitian ditentukan dengan menggunakan teknik <i>purposive















sampling</i>. Teknik pengumpulan data yang dipilih adalah melalui observasi















partisipatif pasif, di mana peneliti melihat proses pembuatan blangkon secara















langsung dan memperhatikan lingkungan sekitar. Selain itu, wawancara juga















dilakukan dengan cara semi terstruktur untuk memperoleh data penelitian yang















mendalam. Studi dokumentasi juga dilakukan untuk mendukung data penelitian















primer yang sudah diperoleh. Uji validitas data dilakukan dengan menggunakan















cara triangulasi sumber. Data yang sudah diperoleh akan dianalisis dengan















menggunakan teknik analisis data menurut Miles dan Huberman. Hasil penelitian















menunjukan bahwa keterlekatan sosial berkembang di dalam kegiatan ekonomi















pengrajin blangkon di Kampung Blangkon Potrojayan Surakarta. Keterlekatan ini















berbentuk keterlekatan relasional dan keterlekatan struktural. Keterlekatan















relasional berupa hubungan sosial pengrajin dengan keluarga, konsumen dan















sesama pengrajin menciptakan kerja sama yang maksimal dan dapat dimanfaatkan















untuk meningkatkan kapasitas usaha, sedangkan keterlekatan struktural dapat















dilihat melalui hubungan antara pengrajin dengan pemerintah dan lembaga sosial















tertentu yang memberi manfaat berupa bantuan alat, bahan, pelatihan dan promosi















usaha. Jaringan sosial juga turut berkembang dalam kegiatan ekonomi ini,















jaringan yang dikembangkan lewat interaksi pengrajin dengan sesama pengrajin,















pemasok bahan baku dan pemerintah serta lembaga tertentu dapat memperkuat















keberlanjutan usaha, kemudahan akses informasi, dukungan modal dan strategi















pemasaran yang lebih luas. <o></o></span></p>
×
Penulis Utama
:
Florentina Galuh Masayu
Penulis Tambahan
:
-
NIM / NIP
:
K8421017
Tahun
:
2025
Judul
:
Keterlekatan dan Jaringan Sosial Dalam Pengembangan Usaha Pengrajin Blangkon (Studi Kasus di Kampung Blangkon Potrojayan Surakarta)
Edisi
:
Imprint
:
Surakarta - Fak. KIP - 2025
Program Studi
:
S-1 Pendidikan Sosiologi Antropologi
Kolasi
:
Sumber
:
Kata Kunci
:
Keterlekatan Sosial, Jaringan Sosial, Pengembangan Usaha, Blangkon, Pengrajin