Komunikasi antarmanusia, yang dapat mempengaruhi tindakan mitra tutur memerlukan strategi kesantunan berbahasa yang disesuaikan dengan hubungan sosial, situasi, dan tujuan komunikasi penutur. Penelitian ini mengkaji strategi kesantunan tindak tutur direktif pada cerpen "Al-Imāmu Asy-Syujā’u" dalam antologi "Min Fauqa Sab'i Samāwāt" karya 'Alī Achmad Bākatsīr. Permasalahan yang dikaji meliputi: (1) jenis tindak tutur direktif yang terdapat dalam cerpen, dan (2) strategi kesantunan berbahasa pada tindak tutur direktif dalam cerpen tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis tindak tutur direktif dan strategi kesantunan berbahasa pada tindak tutur direktif dalam cerpen tersebut. Penelitian ini menggunakan dua teori utama sebagai landasan analisis. Pertama, klasifikasi tindak tutur direktif mengacu pada pembagian 22 jenis menurut Ainin. Kedua, analisis strategi kesantunan menggunakan teori Brown dan Levinson, yang terdiri dari lima strategi: bald on record, positive politeness, negative politeness, off record, dan don’t do the FTA.

Penelitian ini mengadopsi pendekatan pragmatik sebagai kerangka keilmuan dan pendekatan kualitatif sebagai metodologi. Metode pengumpulan data menggunakan metode simak atau observasi, sedangkan analisis data menggunakan metode padan pragmatis. Data yang terkumpul diklasifikasikan berdasarkan jenis tindak tutur direktif menurut klasifikasi Ainin dan strategi kesantunan menurut kerangka teori Brown dan Levinson. Penyajian data dilakukan melalui dua bentuk: formal dan informal.

Hasil penelitian menunjukkan: (1) Ditemukan 150 tuturan yang diklasifikasikan menjadi 20 kategori tindak tutur direktif, yang terdiri dari: memerintah (al-amr) 23 tuturan, menyeru (ad-da'wah) 18 tuturan, menegur 15 tuturan, melarang (an-nahyu) 11 tuturan, meminta kesediaan 11 tuturan, mengingatkan 10 tuturan, menggugah 8 tuturan, menantang 7 tuturan, meminta kepastian (al-istinbath) 10 tuturan, meminta penegasan/mengkonfirmasi 4 tuturan, meminta informasi 4 tuturan, memberikan stimulus (at-tasywiq) 5 tuturan, menganjurkan 5 tuturan, menguji 4 tuturan, meminta jasa/meminta bantuan 3 tuturan, meminta dikasihani (al-istirham) 3 tuturan, meminta diikutsertakan 2 tuturan, meminta pengakuan 2 tuturan, meminta saran 2 tuturan, dan mengklarifikasi 2 tuturan. Dari 22 jenis tindak tutur direktif menurut klasifikasi Ainin, terdapat dua jenis yang tidak ditemukan dalam cerpen yaitu mencari muka dan meminta bayaran. (2) Strategi kesantunan yang ditemukan meliputi strategi bald on record (langsung) dengan 53 tuturan, positive politeness (kesantunan positif) dengan 42 tuturan, negative politeness (kesantunan negatif) dengan 28 tuturan, dan off record (tidak langsung) dengan 27 tuturan. Dari lima strategi kesantunan menurut teori Brown dan Levinson, strategi don't do the FTA tidak ditemukan sama sekali dalam cerpen.