Rana Muti Ramadhanti. 2025. Perkembangan Hoogere Burgerschool (HBS) Batavia Tahun 1900-1942. Skripsi: Program Studi Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret. Hoogere Burgerschool (HBS) Batavia merupakan salah satu lembaga pendidikan menengah yang didirikan pada masa kolonial, terutama untuk kalangan elit seperti orang Belanda, Eropa, Tionghoa, dan pribumi yang memiliki kedudukan tinggi. Penelitian ini bertujuan, pertama menjelaskan latar belakang berdirinya HBS Batavia. Kedua, menjelaskan sistem pendidikan dan transformasi HBS Batavia. Ketiga,  memaparkan kurikulum yang diterapkan HBS Batavia.

Penelitian ini menggunakan metode sejarah yang terdiri dari lima tahapan, yaitu Pemilihan Topik, Pengumpulan Sumber (Heuristik), Kritik Sumber (Verifikasi), Interpretasi, dan Historiografi. Sumber penelitian diperoleh dari arsip dokumen dan foto yang didapatkan dari laman arsip digital Delpher.nl dan KITLV, seperti kurikulum dan laporan akhir dari Prins Hendrik School Hoogere Burgerschool. Selain itu terdapat buku dan artikel yang relevan dengan penelitian ini yang di dapatkan dari Perpustakaan Universitas Sebelah Maret, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, dan beberapa website untuk mengakses artikel online seperti Google Scholar dan UNS digilib.

Hasil penelitian menunjukkan, pertama, Hoogere Burgerschool (HBS) Batavia didirikan oleh pemerintah kolonial Belanda untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja terampil dalam administrasi dan ekonomi, sekaligus memperkuat dominasi Eropa di Hindia Belanda. Kedua, HBS Batavia awalnya bersifat elit, kemudian mengalami perluasan akses bagi pribumi, mencerminkan perubahan kebijakan pendidikan kolonial, namun tetap berorientasi pada kepentingan Belanda. Ketiga, Kurikulum HBS Batavia dirancang untuk memenuhi kebutuhan tenaga terampil dalam pemerintahan dan ekonomi kolonial, dengan fokus pada mata pelajaran akademik dasar serta keterampilan praktis seperti akuntansi dan ekonomi.

Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa upaya Belanda untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja terampil diwujudkan dengan mendirikan Hoogere Burgerschool (HBS) pada tahun 1867. Kemunculan Politik Etis pada tahun 1901 memberikan pengaruh bagi perkembangan pendidikan kolonial, seperti pendirian Koningin Wilhemina School (KWS) tahun 1901 dan Prins Hendrik School (PHS) tahun 1911. Pada tahun 1913, program studi lima tahun mulai diperkenalkan secara perlahan. Meskipun tetap berfokus pada kepentingan kolonial dan elit Eropa, hal ini telah menandakan bahwa pemerataan fasilitas pendidikan di Batavia mengalami peningkatan . Sistem pendidikan sekolah-sekolah ini mengikuti model kurikulum Belanda yang beradaptasi dengan perkembangan zaman dan kebutuhan kolonial, termasuk penambahan mata pelajaran seperti Ekonomi dan Akuntansi pada tahun 1920.