Karina Lestari. B0121044. 2025. Analisis Wacana Antologi Cerkak Suro Agul-Agul karya Narko Sodrun Budiman (Kajian Kohesi Leksikal). Skripsi: Program Studi Sastra Daerah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret.

Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini, yaitu: 1) Apa sajakah penanda kohesi leksikal dalam analisis wacana antologi cerkak Suro Agul-Agul karya Narko Sodrun Budiman? 2) Bagaimanakah karakteristik kohesi leksikal pada judul Gombale Sakiyo, Ndang Balia Sri, Pitik Cemani, Sinteron Kumplung Kalanjana, Nalika Lampu Bangjo Mati, dan Tilpun Bakda Maghrib dalam antologi cerkak Suro Agul-Agul karya Narko Sodrun Budiman? Tujuan penelitian ini, yaitu: 1) Menyebutkan penanda kohesi leksikal dalam analisis wacana antologi cerkak Suro Agul-Agul karya Narko Sodrun Budiman. 2) Mendeskripsikan karakteristik kohesi leksikal pada judul Gombale Sakiyo, Ndang Balia Sri, Pitik Cemani, Sinteron Kumplung Kalanjana, Nalika Lampu Bangjo Mati, dan Tilpun Bakda Maghrib dalam antologi cerkak Suro Agul-Agul karya Narko Sodrun Budiman.

Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian deskriptif kualitatif. Data penelitian berupa tuturan atau dialog, yang di dalamnya terdapat unsur penanda kohesi leksikal beserta konteksnya. Sumber data berupa enam judul cerkak dalam buku antologi cerkak Suro Agul-Agul karya Narko Sodrun Budiman, yang berjumlah 184 halaman, berisi 23 cerkak, diterbitkan oleh Buana Grafika di Bantul, Yogyakarta pada tahun 2022, dan dibeli dari penulis pada tanggal 7 Agustus 2024. Metode dan teknik pengumpulan data yang dipakai adalah metode simak dan teknik catat. Metode dan teknik analisis data yang dipakai adalah metode agih, dengan teknik dasar BUL dan teknik lanjutan berupa teknik lesap dan ganti. Tahap penyajian hasil analisis data menggunakan metode formal dan informal.

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh simpulan, yaitu: 1) Pada analisis wacana antologi cerkak Suro Agul-Agul karya Narko Sodrun Budiman ditemukan enam penanda kohesi leksikal, berupa repetisi (pengulangan), sinonimi (padan kata), antonimi (lawan kata/oposisi makna), kolokasi (sanding kata), hiponimi (hubungan atas-bawah), dan ekuivalensi (kesepadanan). 2) Karakteristik kohesi leksikal dalam penelitian ini cenderung menggunakan penanda kohesi leksikal yang berupa repetisi (pengulangan), khususnya repetisi mesodiplosis. Sementara itu, penanda kohesi leksikal yang paling sering digunakan pada cerkak Ndang Balia, Sri, Tilpun Bakda Magrib, Nalika Lampu Bangjo Mati, Sinteron Kumplung Kalanjana, dan Gombale Sakiyo yakni berupa repetisi, sedangkan pada cerkak Pitik Cemani cenderung menggunakan penanda kohesi leksikal berupa sinonimi.