Cross Laminated Timber (CLT) merupakan material konstruksi modern yang semakin diminati karena ringan, ramah lingkungan, dan memiliki kekuatan struktural tinggi. Namun, kajian terhadap sambungan antar elemen CLT, khususnya pada dinding yang sejajar, masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kapasitas geser dan mode keruntuhan yang terjadi pada sambungan antar dinding CLT berbahan dasar kayu akasia menggunakan variasi jenis sekrup.

Benda uji terdiri dari tiga balok CLT akasia yang disusun sejajar dengan konfigurasi half lap joint dan disambung menggunakan empat buah sekrup. Variasi alat sambung meliputi drilling screw, lag screw, dan tapping screw.  Pengujian yang dilakukan yaitu uji geser pada sambungan CLT menggunakan alat Universal Testing Machine. Pelaksanaaan pengujian dilakukan di Laboratorium Kayu, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Sambungan menggunakan lag screw memiliki rata-rata kapasitas geser tertinggi (14,57 kN) dibandingkan dengan sambungan yang menggunakan tapping screw (10,31 kN) dan drilling screw (4,82 kN). Rata-rata deformasi maksimum terbesar juga terjadi pada sambungan lag screw (13,7 mm), diikuti oleh sambungan tapping screw (11,1 mm) dan drilling screw (9,82 mm). Kapasitas geser estimasi dari ketiga jenis sekrup mempunyai nilai yang sama yaitu 3,65 kN dan termasuk dalam mode keruntuhan IV. Berdasarkan hasil pengamatan visual, kegagalan sambungan lag screw dan tapping screw termasuk dalam mode keruntuhan IIIs, sedangkan kegagalan sambungan drilling screw termasuk dalam mode keruntuhan IV. Berdasarkan kombinasi antara kapasitas beban dan deformasi maksimum,  sambungan dengan lag screw merupakan jenis sambungan yang paling efektif digunakan untuk sambungan antar dinding CLT sejajar. Selain memiliki kapasitas tertinggi, lag screw juga mampu menahan deformasi lebih besar, menunjukkan performa struktural yang lebih baik secara keseluruhan