Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) model pembelajaran yang lebih baik antara model CORE dan PBL dalam meningkatkan kemampuan koneksi matematis; (2) tingkat resiliensi matematis siswa yang menunjukkan kemampuan koneksi matematis lebih baik antara siswa dengan resiliensi matematis tinggi, sedang, dan rendah; (3) tingkat resiliensi matematis siswa yang memiliki kemampuan koneksi matematis lebih baik di antara siswa dengan resiliensi matematis tinggi, sedang, dan rendah pada tiap model pembelajaran; serta (4) model pembelajaran yang menghasilkan kemampuan koneksi matematis lebih baik di antara model CORE dan PBL pada tiap tingkatan resiliensi matematis siswa. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental semu dengan desain faktorial 2x3. Populasi penelitian mencakup seluruh siswa kelas VIII SMPN 14 Surakarta tahun ajaran 2024/2025. Sampel penelitian dipilih menggunakan teknik cluster random sampling, dengan kelas VIII C sebagai kelompok eksperimen yang terdiri dari 31 siswa, dan kelas VIII B sebagai kelompok kontrol dengan 29 siswa. Data dikumpulkan melalui tes untuk mengukur kemampuan koneksi matematis, angket untuk menilai tingkat resiliensi matematis, serta dokumentasi yang digunakan untuk memperoleh data kemampuan awal siswa. Analisis data dilakukan menggunakan analisis variansi dua jalan sel tak sama dengan tingkat signifikansi 0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) pembelajaran menggunakan model CORE menghasilkan kemampuan koneksi matematis lebih baik daripada model PBL; (2) siswa dengan resiliensi matematis tinggi memiliki kemampuan koneksi matematis lebih baik daripada siswa dengan resiliensi matematis sedang dan keduanya memiliki kemampuan koneksi matematis lebih baik daripada siswa dengan resiliensi matematis rendah; (3) pada masing-masing model pembelajaran, urutan resiliensi matematis yang menunjukkan kemampuan koneksi matematis lebih baik adalah siswa dengan resiliensi matematis tinggi, sedang, lalu rendah; (4) pada masing-masing tingkatan resiliensi matematis, model pembelajaran CORE menghasilkan kemampuan koneksi matematis lebih baik daripada model PBL.