×
Cookies menjadi
camilan yang banyak diminati oleh berbagai kalangan masyarakat, mulai dari anak
– anak hingga orang dewasa. Konsumsi cookies yang tinggi dapat
meningkatkan risiko penyakit degeneratif seperti diabetes. Cookies pada
umumnya memiliki kandungan lemak dan gula yang tinggi, serta rendah serat.
Inovasi diperlukan pada cookies dengan menambahkan tepung –
tepung yang berpotensi meningkatkan nilai gizi cookies dan
berfungsi menekan nilai impor gandum. Tepung yang dapat digunakan, seperti tepung
jagung dan tepung ubi jalar kuning dikarenakan memiliki manfaat sebagai pangan
fungsional. Kandungan serat pada tepung jagung dapat mencegah penyakit
degeneratif seperti diabetes melitus dan kandungan beta-karoten pada tepung ubi
jalar kuning juga dapat menjadi antioksidan yang membantu mencegah penyakit
degeneratif karena dapat menangkal radikal bebas. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh perbedaan formula pada cookies dengan penambahan
tepung jagung dan tepung ubi jalar kuning terhadap karakteristik fisik (tekstur
atau kekerasan dan warna), karakteristik kimia (kadar air, abu, protein, serat
kasar, dan aktivitas antioksidan), dan sensoris, serta formula terbaik cookies.
Formulasi tepung yang digunakan berupa presentase tepung ubi jalar kuning,
tepung jagung, dan tepung terigu (55:5:40; 50:10:40; 45:15:40; 40:20:40;
35:25:40). Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa perbedaan formula tepung
yang digunakan akan berpengaruh terhadap karakteristik fisik mencakup
tekstur/kekerasan, lightness, yellowness, dan chroma,
karakteristik kimia pada kadar serat kasar, serta karakteristik sensoris yang
mencakup warna, rasa, aroma, tekstur, dan overall pada cookies.
Namun, tidak berpengaruh terhadap karakteristik fisik yang berupa redness,
karakteristik kimia yang berupa kadar air, kadar abu, kadar protein, dan
aktivitas antioksidan. Formula terbaik adalah formulasi cookies ke-4
dengan kandungan tepung ubi jalar kuning 40%, tepung jagung 20%, dan tepung
terigu 40%.