Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) siswa mana yang memiliki kemampuan pemecahan masalah yang lebih baik antara model pembelajaran MURDER dengan brain gym atau model pembelajaran MURDER; (2) siswa mana yang memiliki kemampuan pemecahan masalah yang lebih baik antara siswa dengan resiliensi matematis tinggi, sedang, atau rendah; (3) pada masing-masing model pembelajaran, kemampuan pemecahan masalah mana yang lebih baik antara tingkatan resiliensi matematis siswa; dan (4) pada masing-masing tingkat resiliensi matematis, kemampuan pemecahan masalah mana yang lebih baik antara siswa yang dikenai model pembelajaran MURDER dengan brain gym atau model pembelajaran MURDER. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental semu. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA Negeri 2 Sukoharjo tahun ajaran 2023/2024, sebanyak 4 kelas XI peminatan MIPA. Sampel yang digunakan yaitu dua kelas sebanyak 36 siswa kelas XI 2B sebagai kelas eksperimen dan 35 siswa XI 1 sebagai kelas kontrol yang diambil secara cluster random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan dua macam teknik yaitu tes untuk mengumpulkan data kemampuan pemecahan masalah siswa dan angket untuk mengumpulkan data resiliensi matematis siswa. Analisis data yang digunakan uji ANAVA dua jalan sel tak sama, kemudian dilanjutkan uji komparasi ganda menggunakan metode Scheffe’. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan model MURDER dengan Brain Gym  memiliki kemampuan pemecahan masalah yang lebih baik daripada siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan model MURDER; (2) siswa dengan resiliensi matematis tinggi memiliki kemampuan pemecahan masalah yang sama baiknya dengan siswa dengan resiliensi sedang, siswa dengan resiliensi matematis tinggi memiliki kemampuan pemecahan masalah yang lebih baik daripada siswa dengan resiliensi matematis rendah, dan siswa dengan resiliensi matematis sedang memiliki kemampuan pemecahan masalah yang lebih baik daripada siswa dengan resiliensi matematis rendah; (3) pada model pembelajaran MURDER dengan Brain Gym, siswa dengan resiliensi matematis sedang memiliki kemampuan pemecahan masalah matematis yang lebih baik dari siswa dengan resiliensi matematis tinggi dan rendah. Sedangkan pada model pembelajaran MURDER, siswa dengan resiliensi matematis tinggi memiliki kemampuan pemecahan masalah matematis yang lebih baik dari siswa dengan resiliensi matematis sedang dan rendah pada materi matriks; dan (4) pada masing-masing tingkat resiliensi matematis siswa, siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan model MURDER dengan Brain Gym memiliki kemampuan pemecahan masalah yang lebih baik daripada siswa yang memperoleh model pembelajaran MURDER.