×
Remaja perempuan
rentan mengalami kekerasan dalam pacaran karena terbatasnya kemampuan menjaga
diri. Kekerasan tersebut menimbulkan dampak, sehingga penting untuk memahami
faktor yang dapat membantu korban dari masalah, seperti resiliensi. Penelitian
ini dilakukan untuk mengeksplorasi peran kemampuan dalam diri,
seperti forgiveness (kemampuan mengubah respons negatif menjadi positif
terhadap pelaku) dan self-concept (cara pandang terhadap diri sendiri)
dalam pembentukan resiliensi pada korban kekerasan. Maka, penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara forgiveness
dan self-concept dengan resiliensi pada remaja perempuan korban
kekerasan dalam pacaran di Surakarta. Subjek penelitian ini adalah remaja
perempuan berusia 13-18 tahun yang pernah mengalami kekerasan dalam pacaran di
Surakarta. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah cluster
sampling dengan jumlah subjek 162 remaja. Instrumen penelitian terdiri dari
tiga skala yaitu skala resiliensi (21 aitem; α=0,894), skala forgiveness (16
aitem; α=0,856), dan skala self-concept (28 aitem; α=0,899). Analisis
data menggunakan korelasi pearson yang menunjukan secara parsial terdapat
hubungan forgiveness dan resiliensi tetapi sangat lemah (sig. 0,013, r =
0,194) dan terdapat hubungan antara self-concept dan resiliensi tetapi
lemah (sig. 0,002, r = 0,243). Selanjutnya analisis korelasi berganda
menunjukan bahwa secara simultan terdapat hubungan signifikan (sig. F change =
0,001 ; p < 0>forgiveness dan self-concept dengan
resiliensi pada remaja perempuan korban kekerasan dalam pacaran. Namun, nilai R
sebesar 0,296
yang mengindikasikan kekuatan hubungan antara forgiveness
dan self-concept dengan resiliensi lemah karena resiliensi adalah
kemampuan. Forgiveness dan self-concept membantu secara
emosional, tetapi tidak secara otomatis membuat seseorang mampu bangkit dari
kesulitan tanpa pengembangan kemampuan tersebut.