Angka kematian balita merupakan salah satu indikator untuk mengukur derajat kesehatan suatu negara, serta menunjukkan tingkat keberhasilan dalam mencapai target Sustainable Development Goals (SDGs), yaitu mengakhiri semua kematian yang dapat dicegah di bawah usia 5 tahun. Provinsi Sumatera Utara menjadi salah satu penyumbang terbesar kematian balita pada tahun 2023, dengan angka kematian sebesar 4,2 per 1.000 kelahiran hidup dan jumlah kematian mencapai 1.041 jiwa, meningkat dari tahun 2022 sebesar 2,5 per 1.000 kelahiran hidup dan jumlah kematian 643 jiwa. Penelitian ini bertujuan membandingkan model regresi robust estimasi MM dan estimasi GS dalam memodelkan angka kematian balita di Provinsi Sumatera Utara tahun 2023. Variabel yang digunakan meliputi persentase bayi berat badan lahir rendah, persentase inisiasi menyusui dini, persentase ibu hamil mengonsumsi 90 tablet tambah darah, dan jumlah pusat kesehatan masyarakat. Regresi robust digunakan karena data mengandung pencilan sehingga metode kuadrat terkecil tidak memadai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa estimasi GS lebih baik dibandingkan estimasi MM, dengan nilai adjusted R²  lebih tinggi yaitu 84,60?n nilai RSE lebih rendah yaitu 0,836, sedangkan estimasi MM menghasilkan adjusted R² sebesar 73,94?n RSE sebesar 1,677.