Lutfi Yuliana Rachman. B0121053. 2025. Expressive Speech and Violation of the Principle of Cooperation in the Wang-Sinawang short film by Thomas Christiawan on the Youtube channel of the Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta. Thesis: Javanese Literature Study Program Faculty of Cultural Sciences Sebelas Maret University Surakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk (i) menganalisis TTE beserta subtindak tuturnya, (ii) menganalisis PPKS, dan mencari (iii) pola hubungan diantara kedua rumusan masalah tersebut pada film pendek berbahasa Jawa yang berjudul Wang-Sinawang dan berdurasi 26 menit 45 detik ini merupakan karya Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah DIY yang diunggah pada kanal Youtube resmi Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah DIY.

Penelitian ini merupakan penelitian deskripstif kualitatif yang ketika mengumpulkan data dengan menggunakan metode simak dan teknik catat. Kemudian data dianalisis menggunakan metode padan pragmatis, setelah itu data dianalisis menggunakan teknik dasar Pilah Unsur Penentu (PUP) dilanjutkan dengan teknik lanjutan Hubung Banding Memperbedakan (HBB). Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis data metode Spradley yang telah dimodifikasi oleh Santosa (2021). Data dalam penelitian ini disajikan secara formal dan informal. 

            Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti menemukan TTE yang sering ditemukan pada film pendek Wang-Sinawang, TTE yang sering ditemukan yaitu Subtindak tutur heran dan TTE yang jarang ditemukan yaitu Subtindak tutur pasrah.

            Kemudian peneliti menemukan pelanggaran maksim yang terjadi pada film pendek Wang-Sinawang, maksim yang sering dilanggar yaitu maksim relevansi, dan maksim yang jarang dilanggar yaitu maksim cara.

            Peneliti juga menemukan pola hubungan yang terjadi pada tahapan-tahapan film pendek Wang-Sinawang dengan ditemukannya TTE serta terjadinya pelanggaran maksim. Sub TTE  heran paling sering ditemukan pada tahap orientasi, Sub TTE mengucapkan terima kasih paling sering ditemukan pada tahap komplikasi, Sub TTE  heran juga paling sering ditemukan pada tahap klimaks, dan Sub TTE  menyindir paling sering ditemukan pada tahap resolusi.

            Berkesinambungan dengan penemuan PPKS yang kemudian menjadi sebuah pola hubungan, yaitu ditemukan pelanggaran maksim relevansi dan maksim cara pada tahap orientasi, pelanggaran maksim relevansi juga ditemukan di tahap komplikasi, kemudian ditemukan pelanggaran maksim kualitas dan maksim relevansi pada tahap klimaks, serta ditemukan pelanggaran maksim kuantitas pada tahap resolusi.

Kata-kata kunci : tindak tutur ekspresif, pelanggaran prinsip kerja sama, pola hubungan, film pendek, Wang-Sinawang.