Pulau Bungin merupakan salah satu pulau terpadat di dunia dengan kondisi permukiman yang sangat rapat dan keterbatasan lahan daratan yang ekstrem. Pertumbuhan jumlah penduduk dan keterbatasan ruang menyebabkan berbagai permasalahan seperti kepadatan hunian, sanitasi yang buruk, dan degradasi kualitas lingkungan. Ancaman kenaikan muka air laut akibat perubahan iklim turut memperparah kerentanan wilayah ini.Sebagai upaya merespon tantangan tersebut, perancangan objek tugas akhir ini difokuskan pada pengembangan floating community, yaitu komunitas hunian terapung yang dirancang untuk menjadi bagian integral dari perluasan kawasan permukiman Pulau Bungin di atas perairan sekitarnya. Desain difokuskan pada optimalisasi tata massa modular di atas platform terapung, pengolahan ruang yang adaptif terhadap aktivitas masyarakat pesisir, serta integrasi bentuk yang merespon kondisi iklim dan arus laut lokal.Struktur platform menggunakan sistem modular dengan material ringan yang tahan terhadap lingkungan laut, dan ditopang oleh sistem mooring hibrida yang sesuai untuk perairan dangkal. Pengolahan bentuk dan ruang hunian dirancang untuk memperkuat kohesi sosial, menyediakan kualitas lingkungan yang lebih baik, dan tetap berpijak pada konteks budaya masyarakat Pulau Bungin.