Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam meningkatkan omzet penjualan menghadapi berbagai tantangan, terutama dalam penerapan strategi pemasaran yang efektif. Banyak pelaku UMKM, khususnya di wilayah pedesaan, belum sepenuhnya memahami pentingnya branding dan menerapkan media promosi konvensional sebagai strategi pemasaran. Rendahnya literasi branding serta belum optimalnya penggunaan media promosi konvensional seperti spanduk, label kemasan, dan kartu nama menjadi hambatan UMKM dalam memperkuat identitas usaha dan menarik pelanggan baru.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan media promosi konvensional dalam membangun branding UMKM dan dampaknya terhadap peningkatan penjualan. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus terhadap 13 pelaku UMKM di area site Boyolali. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi, kemudian dianalisis dengan membandingkan volume penjualan dan omzet mingguan sebelum dan sesudah program pendampingan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan media promosi konvensional mampu memperkuat identitas usaha, meningkatkan brand awareness, dan menarik pelanggan baru. Hal ini tercermin dari peningkatan volume penjualan dan omzet mingguan setelah program pendampingan. Dengan demikian, media promosi konvensional terbukti masih relevan dan efektif dalam mendukung strategi pemasaran UMKM, khususnya di wilayah dengan keterbatasan akses digital.