Beban merawat lansia dari segi fisik maupun psikis dapat menimbulkan gangguan kesehatan mental seorang pengasuh lansia. Salah satu upaya preventif yang dapat dilakukan adalah meningkatkan literasi kesehatan mental, termasuk pengetahuan kesehatan mental beserta gangguannya, pencarian bantuan, dan stigma terkait gangguan mental. Penelitian ini berfokus pada pengetahuan kesehatan mental sebagai salah satu komponen literasi kesehatan mental. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbedaan pengetahuan kesehatan mental pengasuh lansia ditinjau dari jenis kelamin, usia, dan tingkat pendidikan. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Populasi penelitian adalah pengasuh lansia yang tinggal di Surakarta dengan kriteria partisipan berusia minimal 18 tahun dan mengasuh lansia berusia minimal 60 tahun. Sejumlah 180 partisipan penelitian didapatkan dengan Teknik purposive sampling dan snowball sampling. Data penelitian dianalisis menggunakan uji Chi-square. Pengetahuan kesehatan mental diukur dengan skala The Mental Health Knowledge (ɑ=0.61). Rata-rata usia partisipan adalah 48.7 tahun (SD=15.7), didominasi oleh perempuan (76.1%) dan tingkat pendidikan SMA/MA/SMK/MAK-sederajat (52.8%). Hasil uji Chi-square menunjukkan pengetahuan kesehatan mental pengasuh lansia dikategorikan tinggi (40.6%), rendah (36.7%), dan sedang (22.8%) dengan perbedaan yang signifikan berdasarkan jenis kelamin (x2=8.93, p=0.01) di mana perempuan memiliki skor lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Di samping itu, tidak terdapat perbedaan pengetahuan yang signifikan berdasarkan kelompok usia (x2=17.3, p=0.13) maupun tingkat pendidikan (x2=6.61, p=0.35). Berdasarkan hasil temuan tersebut, intervensi untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan mental diprioritaskan namun tidak terbatas pada kelompok yang memiliki pengetahuan kesehatan mental kategori rendah.