Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh suku bunga, jumlah uang beredar, nilai tukar, dan impor pangan terhadap inflasi harga pangan di Indonesia. Keempat variabel tersebut dipilih karena berperan dalam pembentukan harga baik dari sisi penawaran maupun permintaan. Penelitian ini menggunakan regresi linear berganda dan data bulanan Januari 2013 hingga Desember 2022. Hasil analisis menunjukkan bahwa suku bunga berpengaruh negatif dan signifikan terhadap inflasi harga pangan, sedangkan jumlah uang beredar dan nilai tukar berpengaruh positif dan signifikan. Di sisi lain, impor pangan memiliki koefisien negatif namun tidak signifikan. Implikasi kebijakan dari temuan penelitian ini menunjukkan bahwa pengendalian inflasi harga pangan memerlukan sinergi antara pemerintah, otoritas moneter, dan masyarakat. Pemerintah perlu mendorong belanja produktif, menjaga stabilitas nilai tukar, serta memperkuat produksi dan distribusi pangan domestik. Otoritas moneter diharapkan mengelola suku bunga dan likuiditas secara hati-hati, serta menjaga stabilitas nilai tukar untuk menekan tekanan harga pangan. Masyarakat juga berperan penting melalui konsumsi produk lokal dan keterlibatan dalam program ketahanan pangan.