Stunting merupakan permasalahan gizi kronis yang tidak hanya menghambat pertumbuhan fisik dan kognitif anak, tetapi juga berdampak jangka panjang terhadap kualitas sumber daya manusia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh faktor sosial ekonomi yang terdiri dari tingkat kemiskinan, pertumbuhan ekonomi, Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT), dan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) terhadap angka stunting di 35 kabupaten/kota Provinsi Jawa Tengah selama periode 2020–2023. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik analisis regresi data panel melalui metode Fixed Effect Model (FEM). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap angka stunting, yang berarti semakin tinggi pertumbuhan ekonomi suatu daerah, semakin rendah angka stunting yang terjadi. Variabel tingkat kemiskinan dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) masing-masing menunjukkan pengaruh negatif terhadap angka stunting, namun tidak signifikan secara statistik. Sementara itu, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) menunjukkan pengaruh positif terhadap stunting, namun juga tidak signifikan. Temuan ini menegaskan pentingnya pertumbuhan ekonomi yang inklusif sebagai strategi efektif dalam penurunan angka stunting, serta perlunya optimalisasi kebijakan intervensi sosial lainnya agar lebih tepat sasaran dan berdampak nyata.