Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan proses pelaksanaan pembelajaran kriya kayu pada anak tunagrahita di SLB Negeri Pembina Yogyakarta, dan (2) untuk mengidentifikasi faktor penghambat dan pendukung selama pelaksanaan pembelajaran kriya kayu pada anak tunagrahita di SLB Negeri Pembina Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus tunggal terpancang. Sumber data penelitian ini meliputi informan (guru kelas perkayuan, wakaur bidang pembelajaran dan siswa SMA rombel perkayuan), tempat dan peristiwa pembelajaran perkayuan, dan dokumen (modul ajar, foto pembelajaran perkayuan). Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara mendalam, dan studi dokumen. Teknik uji validitas yang digunakan adalah triangulasi sumber dan teknik. Analisis data dengan menggunakan interactive model. Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, pelaksanaan pembelajaran kriya kayu bertujuan untuk melatih keterampilan siswa sebagai bekal di masa depan. Materi pembelajaran yang disesuaikan dengan kemampuan siswa, dengan penekanan pada praktik agar siswa dapat segera menerapkannya, terkait finishing basis air dan basis minyak. Metode pembelajaran beragam, seperti metode ceramah interaktif, demonstrasi dengan lambat dan berulang, dan tanya jawab sederhana. Media pembelajaran yang media sederhana seperti mal, potongan kayu, dan beberapa alat dan bahan yang akan digunakan dalam proses finishing karya. Evaluasi yang dilakukan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan masing-masing siswa dengan penilaian proses dalam membuat karya hingga hasil karya. Kedua, faktor pendukung yang berkontribusi terhadap keberhasilan pembelajaran perkayuan adalah adanya interaksi dan pengalaman guru sebagai motivator dan pembimbing sangat penting dalam menciptakan hubungan positif dengan siswa. Ketersediaan sarana pembelajaran yang memadai dan bahan yang sudah disediakan pihak sekolah juga memberikan kemudahan bagi siswa dalam belajar. Faktor penghambat yang memengaruhi proses pembelajaran perkayuan adalah karakteristik dan konsentrasi siswa tunagrahita yang bervariasi. Beberapa siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi dengan cepat, yang dapat menghambat proses belajar siswa.