Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan bentuk dan fungsi  pantun seloka Kotawaringin Barat, (2) nilai pendidikan karakter pada pantun seloka  Kotawaringin Barat, dan (3) mendeskripsikan pemanfaatan nilai pendidikan  karakter pada pantun seloka di Kotawaringin Barat dalam pembelajaran Bahasa  Indonesia berbasis kearifan lokal di SMA. Penelitian ini merupakan penelitian  deskriptif kualitatif dengan pendekatan analisis isi (content analysis). Sumber  penelitian ini meliputi dokumen (karya-karya pantun seloka Kotawaringin Barat)  dan informan (guru Bahasa Indonesia MAN 1 Kotawaringin Barat, 2 siswa kelas  X, dan 2 siswa kelas IX). Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan purposive  sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan analisis dokumen dan wawancara  terstruktur. Teknik uji validitas yang digunakan adalah triangulasi metode dan  sumber. Analisis data dengan menggunakan teknik analisis mengalir. Hasil  penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, bentuk dari pantun seloka Kotawaringin Barat yang menjadi ciri khasnya, yaitu: (1) berbentuk bait yang  terdiri dari empat baris di setiap baitnya, (2) berpola rima a-a-a-a atau a-b-a-b, (3)  jumlah bait terdiri dari tujuh hingga dua belas bait, (4) setiap baitnya hanya terdiri  dari isi, tidak memiliki sampiran, (5) jumlah suku kata dalam setiap barisnya  berjumlah empat atau lebih, (6) tersusun dari salam pembuka, isi, dan salam  penutup, (7) pantun seloka dibuat berdasarkan tema sesuai dengan acara yang akan  dihadiri pengarang, 8) ditulis dalam bahasa Indonesia atau bahasa daerah  Kotawaringin Barat, dan 9) dibacakan dengan lagu atau langgam khas pantun  seloka Kotawaringin Barat. Fungsi yang dimiliki pantun seloka Kotawaringin Barat  adalah fungsi sebagai nasihat, sebab pantun seloka digunakan untuk menyampaikan  kritik, sindiran, saran, dan juga pengajaran yang memiliki tujuan untuk menasihati  pendengarnya. Kedua, pantun seloka Kotawaringin Barat memuat nilai pendidikan  karakter sesuai dengan 6 dimensi Profil Pelajar Pancasila. Ditemukan sebanyak 77  data dari 19 karya pantun seloka yang telah dianalisis, rincian data tersebut sebagai  berikut: (1) 22 data nilai beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, (2) 12  data nilai berkebhinekaan global, (3) 10 data nilai bergotong-royong, (4) 14 data  nilai mandiri, (5) 16 data nilai bernalar kritis, dan (6) 3 data nilai kreatif. Ketiga,  pantun seloka dan hasil kajiannya dapat digunakan sebagai alternatif bahan ajar  Bahasa Indonesia di SMA. Kelas dan materi yang sesuai adalah kelas X dan materi  puisi. Manfaat penerapan pembelajaran berbasis kearifan lokal tidak hanya  memberi pengaruh pada aspek pendidikan, namun juga berpengaruh pada  pembentukan karakter siswa. Guru dapat menggunakan pantun seloka sebagai  upaya untuk melestarikan budaya lokal melalui pembelajaran bahasa Indonesia.