Ahmadiyah merupakan salah satu paham Islam yang berkembang pada abad ke 20. Paham ini mendapatkan perhatian khusus oleh lembaga fatwa di seluruh dunia. Fatwa sebagai media penyampaian pesan mepresentasikan etika berbahasa dari produsen fatwa. Penelitian ini mempunyai tujuan mendeskripsikan perihal kekerasan linguistik baik bernuansa halus maupun bernuansa kasar dari produsen fatwa.

Penelitian ini menggunakan pendekatan analisis wacana kritis model William C. Gay tahun 1998. Sumber data kajian ini berupa teks fatwa yang dikeluarkan oleh Majma’ Al-Fiqh Al-Islami berjudul Al-Qādiyāniyah tahun 1985. Selanjutnya, data berupa satuan kebahasaan baik kata, frasa, maupun kalimat yang merepresentasikan kekerasan linguistik. Metode pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode simak. Metode simak dilanjutkan dengan metode catat. Analisis data pada kajian ini menggunakan metode agih dan metode padan.

            Hasil penelitian ini mendeskripsikan bahwa kekerasan terhadap pengikut Ahmadiyah bisa dipresentasikan melalui bahasa.  Kekerasan linguistik yang diproduksi oleh produsen fatwa ini bernuansa halus dan bernuansa kasar. Kekerasan linguistik tersebut dikontestasikan dengan pemilihan dan penggunaan kosakata, frasa, dan kalimat dalam teks fatwa berjudul Al-Qādiyāniyah tahun 1985. Kekerasan linguistik bernuansa halus pada teks fatwa tersebut terdapat 8 data dalam bentuk satuan kebahasaan yang mencakup kata, frasa dan kalimat. Selanjutnya, kekerasan linguistik bernuansa kasar pada teks fatwa tersebut terdapat 7 data dalam bentuk satuan kebahasaan yang mencakup kata, frasa, dan kalimat.