Penulis Utama : Salsabilla Tantina Sari
NIM / NIP : K4421073
× Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan awal mula lahirnya Batik Girli di Desa Pilang, menganalisis bagaimana upaya Pemerintah Kabupaten Sragen, Pemerintah Desa Pilang, dan pengrajin Batik Pilang dalam pengembangan Batik Girli sebagai identitas lokal desa wisata Pilang, serta menganalisis hambatan Pemerintah Kabupaten Sragen, Pemerintah Desa Pilang, dan pengrajin Batik Pilang dalam pengembangan Batik Girli sebagai identitas lokal desa wisata Pilang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus tunggal terpancang. Sumber data penelitian ini meliputi, informan, tempat dan peristiwa, dan dokumen. Teknik pengambilan sampel menggunakan snowball sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara, observasi, dan analisis dokumen. Uji validitas yang digunakan adalah triangulasi sumber dan triangulasi metode. Analisis data menggunakan model analisis interaktif yaitu pengumpulan data, kondensi data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Batik Girli merupakan penamaan para pengrajin batik yang terdapat di sepanjang Sungai Bengawan Solo, sehingga dinamakan sebagai batik pinggir kali yang disingkat girli. Awal mula lahirnya batik girli karena masyarakat Desa Kliwonan yang merupakan pelopor pembatikan di Masaran, lalu disusul oleh Desa Pilang saling bersaing menjatuhkan harga, sehingga pemerintah bersama dengan Balai Batik Yogyakarta mengusahakan adanya pelatihan dan pendirian suatu paguyuban agar dapat menjual harga batik secara adil dan setara, sehingga berdirilah Koperasi Batik Girli. Batik Girli juga dikenal sebagai penamaan Sentra Industri Batik Masaran. (2) Upaya pengembangan Batik Girli sebagai identitas lokal dilakukan dengan peran Pemerintah Kabupaten Sragen, Pemerintah Desa Pilang, maupun pengrajin batik Pilang yaitu dengan cara pengadaan fasilitas Instalasi Pengolahan Air Limbah di Pusat Batik Sukowati, melakukan promosi, pelatihan, pembinaan, serta regenerasi pengrajin batik secara turun-temurun. (3) Hambatan pengembangan Batik Girli antara lain, keterbatasan peran Pemerintah Kabupaten Sragen maupun Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, adanya keterbatasan dana, status desa wisata yang belum resmi, minimnya sarana dan prasarana penunjang proses pembatikan dan desa wisata batik, menurunnya kegiatan edukasi batik dan kunjungan wisatawan, serta persaingan beberapa jenis batik dan perubahan pola konsumsi masyarakat. 
×
Penulis Utama : Salsabilla Tantina Sari
Penulis Tambahan : -
NIM / NIP : K4421073
Tahun : 2025
Judul : Batik Girli Sebagai Identitas Lokal Desa Wisata Pilang Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen
Edisi :
Imprint : Surakarta - Fak. KIP - 2025
Program Studi : S-1 Pendidikan Sejarah
Kolasi :
Sumber :
Kata Kunci : identitas lokal, batik, desa wisata
Jenis Dokumen : Skripsi
ISSN :
ISBN :
Link DOI / Jurnal : -
Status : Public
Pembimbing : 1. Prof. Dr. Sariyatun, M.Pd., M.Hum
Penguji : 1. Prof. Dr. Akhmad Arif Musadad, M.Pd
2. Prof. Dr. Djono, M.Pd
Catatan Umum :
Fakultas : Fak. KIP
×
Halaman Awal : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
Halaman Cover : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB I : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB II : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB III : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB IV : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB V : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB Tambahan : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
Daftar Pustaka : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
Lampiran : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.