Kota Batu, kota yang terletak di kaki Gunung Arjuno dan Gunung Panderman, telah lama dikenal sebagai destinasi wisata yang menawarkan keindahan alam dan udara yang sejuk. Namun, lebih dari itu, kota ini juga telah membuktikan dirinya sebagai salah satu contoh sukses dalam pengembangan konsep agropolitan di Indonesia. Agropolitan, yang merupakan gabungan antara sektor pertanian dengan pengembangan kota, telah membawa kemajuan signifikan bagi Kota Batu, menjadikannya sebagai pusat pertumbuhan ekonomi berbasis pertanian yang berkelanjutan.

Melalui program-program yang mendukung sektor pertanian, pariwisata, dan perdagangan, Kota Batu berhasil menciptakan ekosistem yang saling mendukung antara urbanisasi dan pertanian. Pertanian di Kota Batu bukan hanya sekadar kegiatan produksi pangan, tetapi juga mencakup produk unggulan seperti buah, sayur mayur, dan bunga serta produk olahan berbasis susu yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Di sisi lain, sektor pariwisata yang berkembang pesat memberikan dampak positif pada pendapatan masyarakat dan meningkatkan akses pasar bagi produk-produk pertanian lokal.

Keberhasilan Kota Batu sebagai kota agropolitan sukses tidak lepas dari sinergi antara pemerintah daerah, masyarakat, dan dunia usaha yang terus berinovasi dan meningkatkan kualitas produk serta fasilitas pendukung. Dengan adanya teknologi yang memadai, sistem distribusi yang efisien, dan peningkatan keterampilan sumber daya manusia. Objek rancang bangun Konsep Arsitektural “ Bon Farmers Market dengan pendekatan Arsitektur Berkelanjutan di Kota Batu ” dapat menjadi contoh bagaimana sebuah kota dapat mengintegrasikan pertanian dengan urbanisasi secara harmonis, menciptakan kesejahteraan masyarakat, dan mendorong keberlanjutan pembangunan. Diharapkan Kota Batu dapat terus menunjukkan bahwa masa depan pertanian yang maju dan berkelanjutan bukan hanya impian, tetapi dapat terwujud melalui kerjasama, inovasi, dan semangat untuk terus berkembang.