Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan antara lain: (1) konflik batin yang dialami tokoh didalam novel Bandung Menjelang Pagi karya Brian Khrisna; (2) karakteristik penokohan pada novel Bandung Menjelang Pagi karya Brian Khrisna; (3) invensi novel Bandung Menjelang Pagi karya Brian Khrisna sebagai bahan ajar di SMA. Peneliti menggunakan metode penelitian dengan pendekatan deskripsif kualitatif. Data penelitian ini berupa konflik batin dan karakteristik penokohan novel Bandung Menjelang Pagi karya Brian Khrisna. Sumber data diambil dari dokumen yaitu novel Bandung Menjelang karya Brian Khrisna dan wawancara dari informan yaitu guru Bahasa Indonesia. Teknik pengambilan data pada penelitian ini menggunakan purposive sampling. Teknik uji validitas data menggunakan triangulasi teori dan triangulasi sumber data. Analisis data menggunakan analisis mengalir. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti menemukan hasil sebagai berikut. (1) konflik batin yang terjadi pada tokoh memiliki tiga komponen berdasarkan teori Sigmund Freud: id, ego dan superego. Dari ketiga konflik batin tersebut, superego yang paling dominan terjadi pada tokoh utama Dipha, dominan ego tokoh Vinda dan superego dominan tokoh Tono. Id berasal dari pikiran namun belum dalam bentuk aksi. Ego merupakan dorongan dari id suatu tindakan yang dapat mempengaruhi keadaan. Sedangkan superego merupakan tindakan-tindakan yang melihat nilai-nilai moral diatas segalanya. (2) karakteristik penokohan tokoh utama Dipha yang pekerja keras dominasi ego, emosional dominasi id, peduli dan pengorbanan dominasi superego, tokoh Vinda memiliki karakteristik bersemangat yang didominasi id, rapuh yang didominasi id, mandiri yang didominasi ego, dan berani yang didominasi oleh ego, tokoh Tono memiliki karakteristik protektif yang didominasi dari ego, bijaksana didominasi dari superego. (3) Novel Bandung Menjelang Pagi karya Brian Khrisna memiliki invensi sebagai bahan ajar novel di SMA kelas XII. Invensi pada novel ini sebagai bahan ajar materi novel, nilai-nilai yang dekat dengan kehidupan sehari-hari peserta didik seperti karakteristik penokohan dan konflik dalam novel juga terjadi pada remaja sehingga novel Bandung Menjelang Pagi karya Brian Khrisna layak digunakan secara nyata dalam pembelajaran sastra di sekolah.