Pendahuluan: Disfungsi ereksi (DE) merupakan salah satu manifestasi klinis DM yang terjadi pada pria. Diabetes melitus menyebabkan komplikasi vaskular, memicu terjadinya disfungsi endotel dan mengakibatkan terganggunya aliran darah yang berpotensi menghambat fungsi ereksi penis. Disfungsi ereksi sering dialami pria DM dan seringkali tidak terdeteksi, sehingga perlu penanda yang dapat membantu penegakan DE pada pasien DM.

Tujuan: Mengetahui hubungan kadar anti-müllerian hormone (AMH) terhadap kejadian DE pada pasien DM serta melakukan kajian terhadap kadar vitamin D 25-OH, HbA1c, kolesterol high-density lipoprotein (HDL), infertilitas, dan hipertensi pada kejadian DE pada pasien DM.

Metode: Penelitian analitik observasional pendekatan potong lintang terhadap 60 pasien DM tipe 2 di RSUD Dr. Moewardi Surakarta pada periode Mei–Juli 2025. Pemeriksaan AMH dengan metode ELFA dan vitamin D 25-OH dengan CLIA. Hasil bermakna jika nilai p<0>

Hasil: Sebanyak 35 (58,3%) pasien DM mengalami DE dan 25 (41,7%) pasien DM tidak mengalami DE. Median AMH pada pasien DE 3,11 (0,35-9,00) ng/mL dan pasien tidak DE 4,32 (1,06-9,00) ng/mL Pasien DM dengan hipertensi berisiko mengalami DE lebih tinggi hingga 9,6 kali (aOR=9,695;CI 95%=2,608–36,041;p<0 aOR=2,487;CI>p<0>

Simpulan: Terdapat hubungan antara kadar vitamin D 25-OH dan hipertensi terhadap DE pada pasien DM tipe 2, namun tidak untuk kadar AMH, HbA1c, kolesterol HDL, dan infertilitas, sehingga perlu penelitian lebih lanjut untuk memahami faktor risiko DE pada pasien DM tipe 2.