Cost of Illness dari ke 4 jenis penyakit akibat pencemaran air yang dialami masyarakat yang tinggal di kecamatan Tulung sebesar Rp.37.490.000 - 104.930.000/tahun, Polanharjo sebesar Rp.16.880.000 -21.695.000/tahun, Delanggu sebesar Rp.52.612.500 - 59.627.500/tahun, dan kecamatan Juwiring sebesar Rp.33.487.500 - 59.422.500/tahun. Total biaya penggati perolehan air (Replacement Cost) dari konsumsi rumah tangga, konsumsi hewan ternak dan konsumsi lahan sawah di desa Sudimoro sebesar Rp. 106.419.174.351/tahun, desa Cokro sebesar Rp. 42.135.530.870/tahun, desa Wangen sebesar Rp. 88.015.178.258/tahun, desa Sabrang sebesar Rp. 42.375.520.410/tahun, desa Juwiring sebesar Rp. 59.358.450.390/tahun, dan di desa Taji sebesar Rp. 96.894.386.786/tahun. Model pengendalian pencemaran air sungai Pusur, dari ketiga skenario pengendalian pencemaran air sungai Pusur pada skenario optimistik yang menunjukkan potensi beban pencemar dari parameter COD yang bersumber dari limbah domestik, pertanian, dan peternakan, parameter pencemaran TSS yang bersumber dari limbah domestik, dan pertanian, dan parameter pencemar fecal coliform yang bersumber dari limbah domestik dan peternakan (dengan catatan tidak ada limbah yang dibuang ke air sungai) adalah yang sesuai dengan daya tampung/kapasitas pemulihan air sungai Pusur. Skenario pengendalian pencemarannya dilakukan dengan cara: (1) Peningkatan kapasitas pengolahan limbah: meningkatkan penggunaan IPLT, membangun IPAL komunal, biodigester, rumah kompos dan membuat ekosistem wetland; (2) Pendidikan dan kesadaran: edukasi masyarakat tentang membuang limbah, dampak pencemaran air sungai dan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan (3) Pengaturan Limbah: Menerapkan regulasi ketat terhadap pembuangan limbah domestik, pertanian, peternakan, dan sampah ke dalam sungai. Serta memperketat peraturan dan pemantauan terhadap penggunaan pestisida, pupuk dan bahan kimia lainnya. Kontribusi utama penelitian ini terletak pada penyusunan model yang bersifat lintas sektor, terintegrasi, dan aplikatif dalam mendukung pengambilan keputusan berbasis sistem untuk pengendalian pencemaran air sungai Pusur secara berkelanjutan." /> MODEL SISTEM DINAMIK PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR SUNGAI PUSUR, DI KABUPATEN KLATEN, JAWA TENGAH, INDONESIA Cost of Illness dari ke 4 jenis penyakit akibat pencemaran air yang dialami masyarakat yang tinggal di kecamatan Tulung sebesar Rp.37.490.000 - 104.930.000/tahun, Polanharjo sebesar Rp.16.880.000 -21.695.000/tahun, Delanggu sebesar Rp.52.612.500 - 59.627.500/tahun, dan kecamatan Juwiring sebesar Rp.33.487.500 - 59.422.500/tahun. Total biaya penggati perolehan air (Replacement Cost) dari konsumsi rumah tangga, konsumsi hewan ternak dan konsumsi lahan sawah di desa Sudimoro sebesar Rp. 106.419.174.351/tahun, desa Cokro sebesar Rp. 42.135.530.870/tahun, desa Wangen sebesar Rp. 88.015.178.258/tahun, desa Sabrang sebesar Rp. 42.375.520.410/tahun, desa Juwiring sebesar Rp. 59.358.450.390/tahun, dan di desa Taji sebesar Rp. 96.894.386.786/tahun. Model pengendalian pencemaran air sungai Pusur, dari ketiga skenario pengendalian pencemaran air sungai Pusur pada skenario optimistik yang menunjukkan potensi beban pencemar dari parameter COD yang bersumber dari limbah domestik, pertanian, dan peternakan, parameter pencemaran TSS yang bersumber dari limbah domestik, dan pertanian, dan parameter pencemar fecal coliform yang bersumber dari limbah domestik dan peternakan (dengan catatan tidak ada limbah yang dibuang ke air sungai) adalah yang sesuai dengan daya tampung/kapasitas pemulihan air sungai Pusur. Skenario pengendalian pencemarannya dilakukan dengan cara: (1) Peningkatan kapasitas pengolahan limbah: meningkatkan penggunaan IPLT, membangun IPAL komunal, biodigester, rumah kompos dan membuat ekosistem wetland; (2) Pendidikan dan kesadaran: edukasi masyarakat tentang membuang limbah, dampak pencemaran air sungai dan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan (3) Pengaturan Limbah: Menerapkan regulasi ketat terhadap pembuangan limbah domestik, pertanian, peternakan, dan sampah ke dalam sungai. Serta memperketat peraturan dan pemantauan terhadap penggunaan pestisida, pupuk dan bahan kimia lainnya. Kontribusi utama penelitian ini terletak pada penyusunan model yang bersifat lintas sektor, terintegrasi, dan aplikatif dalam mendukung pengambilan keputusan berbasis sistem untuk pengendalian pencemaran air sungai Pusur secara berkelanjutan. " />

Penulis Utama : Ivnaini Andesgur
NIM / NIP : T731908002
×

<!--[if gte mso 9]><xml> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> Normal 0 false false false EN-US X-NONE X-NONE </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt; mso-para-margin-top:0cm; mso-para-margin-right:0cm; mso-para-margin-bottom:8.0pt; mso-para-margin-left:0cm; line-height:107%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri",sans-serif; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:minor-bidi;} </style> <![endif]-->

Masalah pembuangan limbah ke sungai telah menjadi kekhawatiran yang semakin besar bagi para pembuat kebijakan dan organisasi lingkungan hidup di seluruh dunia. Banyak negara telah memberlakukan peraturan untuk mencegah pembuangan limbah ke sungai. Namun, meskipun terdapat upaya-upaya ini, pembuangan limbah secara ilegal masih menjadi masalah, dan banyak ekosistem sungai yang masih terancam oleh polusi. Sungai Pusur berada didalam wilayah Sub Daerah Aliran Sungai (DAS) Pusur yang memiliki luas sekitar 5.781, 87 ha yang aliran airnya bermuara di Sungai Bengawan Solo. Hulu sungai berbatasan langsung dengan taman nasional Gunung Merapi, lahan pertanian sayuran dan tembakau. Pada wilayah tengah tata guna lahan terdiri dari agroforestry dan peternakan sapi perah dan sapi pedaging. Sedangkan pada wilayah hilir tata guna lahan terdiri dari irigasi parameter yang digunakan untuk pengairan lahan sawah.  Air sungai Pusur telah dimanfaatkan oleh 12.000 petani yang bercocok tanam pada areal seluas kurang lebih 3000ha, sehingga air sungai Pusur sangat berkontribusi terhadap ketahanan pangan di wilayah kabupaten Klaten. Selain itu, Sungai Pusur juga telah menjadi destinasi wisata baru yaitu wisata tubing (Arum Jeram) yang banyak dikunjungi tamu dari berbagai wilayah Indonesia.

Disisi lain, banyaknya potensi dan peluang pemanfaatan air sungai Pusur, juga berpotensi menimbulkan tekanan dan kerusakan ekosistem sungai seperti pemanfaatan lahan pertanian, dimana penggunaan pupuk kimia dapat mencemari air tanah dan air permukaan. Kegiatan peternakan, dimana limbah peternakan dapat menyebabkan pencemaran air, baik air tanah maupun air permukaan, yang disebabkan dari adanya feses ternak, urine, dan bahan kimia dari pembersihan kandang. Literatur mengenai pencemaran sungai menunjukkan perlunya strategi pengelolaan komprehensif yang terintegrasi mempertimbangkan sumber pencemaran, kualitas air, kesehatan dan sosio-ekonomi yang mendorong terjadinya masalah tersebut. Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini adalah untuk menemukan model strategi yang efektif dalam pengendalian pencemaran air sungai Pusur dengan bantuan pemodelan system dinamik.

            Metode penelitian digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei,  observasi dan studi kasus eksploratif pada sungai Pusur menggunakan pendekatan sistem dinamik. Survei digunakan untuk mengumpulkan data dari masyarakat yang tinggal di sekitar sungai untuk memahami pengetahuan, sikap dan dan perilaku mereka terkait pemanfaatan sungai, pencemaran sungai dan dampaknya terhadap lingkungan dan kesehatan. Dalam penelitian ini survei dilakukan melalui kuisioner. Observasi dilakukan untuk mengamati kondisi sungai secara langsung untuk mengidentifikasi penggunaan lahan, aktivitas disepanjang sungai, sumber-sumber pencemar, jenis polutan, dampaknya terhadap ekosistem sungai dan menentukan titik pengambilan sampel air sungai. Pengambilan sampel air diberbagai titik sepanjang sungai untuk diuji di laboratorium guna mengidentifikasi jenis dan tingkat pencemarannya. Jenis penelitian termasuk dalam penelitian deskriptif kuantitatif. Untuk mengetahui status pencemaran di sungai Pusur dalam penelitian ini menggunakan metode analisis Water Quality Index (WQI), dan Indeks Pencemaran (IP). Potensi Beban Pencemar (PBP) yang dihitung adalah yang bersumber dari sumber pencemar non titik. Perhitungan PBP menggunakan nilai faktor effluent parameter Fecal Coliform, COD, Nitrat, dan TSS dari sumber pencemarnya. Analisis data dengan statistik deskriptif. Analisis yang digunakan untuk memahami hubungan antara beberapa variabel independen (pengetahuan, sikap, dan perilaku pembuangan limbah) dan variabel dependen (status pencemaran sungai Pusur berdasarkan nilai IP) yaitu statistik korelasi pearson dengan SPSS.

 Menentukan dampak pencemaran terhadap ekosistem dan kesehatan dengan menggunakan metode Analisis Risiko Kesehatan Lingungan (ARKL). Estimasi nilai kerugian ekonomi kesehatan akibat pencemaran sungai Pusur dengan analisis cost of illness dan replacement cost. Dalam penelitian ini menggunakan pemodelan berbasis pada sistem dinamik. Analisis kualitatif awal yaitu menentukan faktor utama yang menyebabkan pencemaran air sungai yaitu; sumber pencemaran, parameter kualitas air (TSS, COD, Nitrat, dan Fecal coliform) dan daya tampung dan kapasitas pemulihan sungai. Menyusun causal loop diagram (CLD). Kuantifikasi model yaitu menyusun stock & flow diagram, memformulasikan persamaan dinamis antar variabel, menggunakan perangkat lunak software powersim. Simulasi model dengan menjalankan model untuk jangka waktu 20 tahun (2023-2043) dan menyusun skenario pesimis, moderat dan optimis. Perumusan rekomendasi kebijakan berbasis skenario.

            Hasil analisis diketahui kandungan bahan pencemar air sungai Pusur dilihat dari konsentrasi parameter pencemarnya dari sepuluh parameter yaitu kekeruhan, suhu, TSS, pH, DO, COD, nitrat, cadmium, tembaga, dan fecal coliform, jika dibandingkan dengan baku mutu air sungai kelas 2 terlihat bahwa parameter nitrat (Sudimoro 18,3 mg/l dan Cokro 17,51 mg/l) dan fecal coliform ≥ 1.000 MPN/ 100 ml (semua titik sampel) yang telah melebihi baku mutu. Status kualitas air sungai Pusur termasuk kategori tercemar sedang (5fecal coliform yaitu COD sebesar 115,4 kg/hari - 208,91 kg/hari, TSS sebesar 79,73 kg/hari - 144,33 kg/hari, dan fecal coliform sebesar 1,73E12 MPN/hari - 3,6E12 MPN/hari. Limbah peternakan berpotensi menyumbang beban pencemar COD sebesar 19,522 kg/hari - 77,314 kg/hari, nitrat sebesar 0,004 kg/hari - 0,019 kg/hari, dan fecal coliform sebesar 9,7E7 MPN/hari - 3,8E8 MPN/hari. Serta limbah pertanian berpotensi menyumbang beban pencemar COD sebesar 16,85 kg/hari -42,997 kg/hari dan TSS sebesar 0,003 kg/hari - 0,008 kg/hari.

Hubungan antara pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat dalam membuang limbah terhadap kondisi pencemaran air sungai Pusur, secara simultan berhubungan lemah dan signifikan secara positif (rata-rata nilai r = 0,26 dan p = 0,03) sampel musim kemarau, dan berhubungan sangat lemah dan tidak signifikan secara positif (rata-rata r = 0,1 dan p = 0,24) sampel musim hujan, dimana semakin baik pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat dalam membuang limbah, semakin baik kualitas air sungai Pusur. Tingkat risiko non karsinogenik, pajanan nitrat (ingesti) sebesar 0,09-0,638 mg/kg x hari, pada masyarakat dewasa dan sebesar 0,171-1,170 mg/kg x hari, pada anak-anak yang beraktivitas di sungai Pusur. Pajanan kadmium (ingesti) sebesar 0,00023 mg/kg x hari, pada masyarakat dewasa dan sebesar 0,00042 mg/kg x hari, pada anak-anak. Pajanan tembaga (ingesti) sebesar 0,00021 mg/kg x hari, pada masyarakat dewasa dan sebesar 0,00038 mg/kg x hari, pada anak-anak. Tingkat risiko anak-anak lebih besar dibanding orang dewasa, karena anak-anak lebih rentan terhadap risiko kesehatan akibat paparan bahan pencemar dibandingkan orang dewasa. Faktor-faktor seperti metabolisme yang lebih cepat, kemampuan detoksifikasi yang lebih rendah, dan perbedaan dalam respons sistem tubuh berkontribusi pada tingginya kerentanan anak-anak. Risiko kesehatan dari keberadaan fecal coliform pathogen dalam air sungai Pusur yaitu berisiko tinggi baik melalui jalur konsumsi maupun kontak kulit, dengan nilai lebih dari 101-1000 MPN/100 mL baik sampel bulan Agustus 2023 dan sampel Januari 2024. Adapun manajemen risiko keberadaan fecal coliform ini dilakukan dengan penurunan konsentrasinya hingga di bawah batas aman yaitu sebesar 410 MPN/100 mL. 

Kualitas air sungai Pusur berisiko rendah terhadap ekosistem dan lingkungan, dimana nilai faktor risiko ekologis potensial (Er) kadmium sebesar 19,8 dan tembaga sebesar 1,5 < 40>Cost of Illness dari ke 4 jenis penyakit akibat pencemaran air yang dialami masyarakat yang tinggal di kecamatan Tulung sebesar Rp.37.490.000 - 104.930.000/tahun, Polanharjo sebesar Rp.16.880.000 -21.695.000/tahun, Delanggu sebesar Rp.52.612.500 - 59.627.500/tahun, dan kecamatan Juwiring sebesar Rp.33.487.500 - 59.422.500/tahun. Total biaya penggati perolehan air (Replacement Cost) dari konsumsi rumah tangga, konsumsi hewan ternak dan konsumsi lahan sawah di desa Sudimoro sebesar Rp. 106.419.174.351/tahun, desa Cokro sebesar Rp. 42.135.530.870/tahun, desa Wangen sebesar Rp. 88.015.178.258/tahun, desa Sabrang sebesar Rp. 42.375.520.410/tahun, desa Juwiring sebesar Rp. 59.358.450.390/tahun, dan di desa Taji sebesar Rp. 96.894.386.786/tahun.

Model pengendalian pencemaran air sungai Pusur, dari ketiga skenario pengendalian pencemaran air sungai Pusur pada skenario optimistik yang menunjukkan potensi beban pencemar dari parameter COD yang bersumber dari limbah domestik, pertanian, dan peternakan, parameter pencemaran TSS yang bersumber dari limbah domestik, dan pertanian, dan parameter pencemar fecal coliform yang bersumber dari limbah domestik dan peternakan (dengan catatan tidak ada limbah yang dibuang ke air sungai) adalah yang sesuai dengan daya tampung/kapasitas pemulihan air sungai Pusur. Skenario pengendalian pencemarannya dilakukan dengan cara: (1) Peningkatan kapasitas pengolahan limbah: meningkatkan penggunaan IPLT, membangun IPAL komunal, biodigester, rumah kompos dan membuat ekosistem wetland; (2) Pendidikan dan kesadaran: edukasi masyarakat tentang membuang limbah, dampak pencemaran air sungai dan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan (3) Pengaturan Limbah: Menerapkan regulasi ketat terhadap pembuangan limbah domestik, pertanian, peternakan, dan sampah ke dalam sungai. Serta memperketat peraturan dan pemantauan terhadap penggunaan pestisida, pupuk dan bahan kimia lainnya. Kontribusi utama penelitian ini terletak pada penyusunan model yang bersifat lintas sektor, terintegrasi, dan aplikatif dalam mendukung pengambilan keputusan berbasis sistem untuk pengendalian pencemaran air sungai Pusur secara berkelanjutan.


×
Penulis Utama : Ivnaini Andesgur
Penulis Tambahan : -
NIM / NIP : T731908002
Tahun : 2025
Judul : MODEL SISTEM DINAMIK PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR SUNGAI PUSUR, DI KABUPATEN KLATEN, JAWA TENGAH, INDONESIA
Edisi :
Imprint : Surakarta - Sekolah Pascasarjana - 2025
Program Studi : S-3 Ilmu Lingkungan/Kesehatan Lingkungan
Kolasi :
Sumber :
Kata Kunci : Pencemaran sungai, sungai Pusur, dampak pencemaran sungai, cost of illness, replacement cost, model sistem dinamik.
Jenis Dokumen : Disertasi
ISSN :
ISBN :
Link DOI / Jurnal : http://doi:10.1088/1755-1315/1317/1/012024; DOI: 10.53894/ijirss.v8i2.5532; International Journal of Environmental Sciences ISSN: 2229-7359 Vol. 11 No. 3, 2025 https://www.theaspd.com/ijes.phpa
Status : Public
Pembimbing : 1. Prof. Dr. Hartono, dr., M.Si.
2. Prof. Dr. Prabang Setyono, M.Si.
3. Dr. Evi Gravitiani, S.E.,M.Si.,CBEc.
Penguji : 1. Prof. Dr. Ir. Joko Sutrisno, M.P.
2. Prof. Dr. Totok Gunawan, M.S.
Catatan Umum :
Fakultas : Sekolah Pascasarjana
×
Halaman Awal : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
Halaman Cover : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB I : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB II : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB III : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB IV : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB V : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
BAB Tambahan : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
Daftar Pustaka : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.
Lampiran : Harus menjadi member dan login terlebih dahulu untuk bisa download.