Asam borat merupakan bahan yang memiliki manfaat yang cukup luas dalam beberapa industri di antaranya pembuatan kaca, keramik, farmasi, bahan pengawet, dan sebagainya. Pabrik asam borat dari boraks dan asam sulfat dirancang memiliki kapasitas 52.000 ton/tahun bertujuan untuk memenuhi kebutuhan asam borat di Indonesia dan di wilayah ASEAN. 1 kg produk asam borat 99,5% membutuhkan 2,003 kg Na₂B₄O₇.10H₂O, 0,514 kg H₂SO₄, 0,056 kg NaOH, 2,443 kg H₂O, dan 7,423 kg udara. Selain itu, dihasilkan produk samping 0,318 kg Na₂SO₄, 3,498 kg limbah cair, dan 7,623 kg limbah gas. Pabrik ini direncanakan beroperasi pada tahun 2028 di Kawasan Industri Gresik, Jawa Timur.

Boraks dari silo (S-101) dialirkan menggunakan screw conveyor menuju mixer (M-101) untuk dilarutkan dengan air. Larutan boraks yang dihasilkan kemudian dipompa untuk menaikkan tekanannya menjadi 2 atm menuju reaktor (R-101). Di dalam reaktor, terjadi reaksi asidifikasi antara larutan boraks dan asam sulfat (H₂SO₄) pada suhu 98°C dan tekanan 2 atm yang menghasilkan asam borat (H₃BO₃) dan natrium sulfat (Na₂SO₄) sebagai hasil samping. Selanjutnya, proses netralisasi dilakukan di netralizer (N-101) dengan penambahan NaOH, di mana seluruh H₂SO₄ yang tersisa bereaksi sempurna membentuk Na₂SO₄. Larutan hasil netralisasi kemudian dialirkan ke crystallizer (CR-101) untuk mengkristalkan asam borat. Kristal yang terbentuk dipisahkan dari larutan induk menggunakan centrifuge (CF-101), lalu dikeringkan di rotary dryer (RD-101) menggunakan udara panas kering yang dihasilkan oleh furnace (F-101). Setelah itu, kristal asam borat yang telah dikeringkan diangkut menggunakan cooling conveyor ke silo produk (S-102). Sementara itu, larutan induk yang mengandung produk samping dialirkan ke crystallizer (CR-102) untuk mengkristalkan Na₂SO₄, yang kemudian dipisahkan menggunakan centrifuge (CF-102) dengan tahapan pemurnian yang serupa dengan produk utama.

Unit pendukung proses meliputi unit pengadaan air sebesar 0,016 m³/kg produk, listrik sebesar  0,31 kWh/kg produk, unit udara tekan dan udara kering sebesar 0,014 m³/kg produk, unit bahan bakar HSD dan IDO sebesar 0,038 L/kg produk dan 0,040 L/kg produk, serta unit refrigerasi sebesar 0,65 kg/kg produk. Kualitas bahan baku dan produk juga dijaga sesuai spesifikasi dengan adanya laboratorium dan limbah yang dibuang dijaga agar sesuai dengan batasan yang ditetapkan pemerintah.

Pabrik berbentuk Perseroan Terbatas (PT) dengan struktur organisasi line and staff. Sistem kerja karyawan dibagi berdasarkan jam kerja yang terdiri dari 112 orang karyawan shift dan 70 orang karyawan non-shift. 

Berdasarkan hasil analisis ekonomi, diperoleh payback period (PBP) dan discounted payback period (DPBP) selama 1,10 tahun dan 1,67 tahun, Rate of Return on Investment (ROROI) dan Discounted Cash-Flow Rate of Return (DCFROR) sebesar 80,56?n 28,56%. Diperoleh juga evaluasi resiko berupa titik impas kapasitas pabrik atau biasa disebut Break Even Point (BEP) pada nilai 54,99?n Shut Down Point (SDP) pada nilai 31,29%. Dapat disimpulkan dari analisis ekonomi tersebut, pabrik asam borat dengan kapasitas 52.000 ton/tahun layak didirikan.