Pembangunan pariwisata masa kini diarahkan pada keberlanjutan jangka panjang dengan mengutamakan keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi, pelestarian lingkungan, dan keberlanjutan sosial budaya. Konsep ini secara nasional diperkuat melalui Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif No. 9 Tahun 2021 tentang Pedoman Destinasi Pariwisata Berkelanjutan, yang mendorong penerapannya hingga ke tingkat desa wisata. Desa Ponggok di Kabupaten Klaten merupakan satu desa wisata unggulan yang berkembang melalui pemanfaatan potensi alam berupa umbul (mata air), serta peran aktif masyarakat dalam pengelolaan. Perkembangannya telah memberikan kontribusi ekonomi yang signifikan bagi warga lokal, tetapi di sisi lain juga menimbulkan tantangan, seperti tekanan terhadap sumber daya air dan potensi pergeseran nilai sosial budaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kesesuaian pengembangan destinasi pariwisata Desa Ponggok terhadap konsep sustainable tourism. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif deskriptif dengan pendekatan analisis skoring. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini mencakup pariwisata berwawasan lingkungan, pariwisata berbasis ekonomi lokal, dan pariwisata berbudaya dan partisipatif, yang didasarkan pada tiga aspek keberlanjutan: lingkungan, ekonomi, sosial budaya. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui observasi langsung di lapangan dan wawancara dengan pihak-pihak terkait. Analisis dilakukan dengan memberikan skor pada masing-masing indikator menggunakan skala likert, lalu diklasifikasikan dalam tiga kategori: tidak sesuai, cukup sesuai, dan sesuai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan destinasi pariwisata di Desa Ponggok berada pada kategori “Sesuai” dengan konsep sustainable tourism. Capaian tertinggi terdapat pada aspek sosial budaya dan aspek ekonomi. Sementara itu, aspek lingkungan masih menghadapi beberapa tantangan, seperti pengelolaan sampah dan infrastruktur ramah lingkungan yang belum optimal. Penelitian ini menegaskan pentingnya sinergi antara potensi lokal dan orientasi keberlanjutan dalam pengembangan desa wisata. Temuan ini diharapkan dapat menjadi rujukan dalam evaluasi dan pengembangan kebijakan pariwisata berbasis desa yang berkelanjutan.