Tingginya angka pengangguran lulusan SMA di Jawa Tengah menunjukan ketidaksiapan siswa untuk berkompetisi di dunia kerja. Career planning menjadi aspek penting dalam mengatasi permasalahan tersebut. Sayangnya, masih banyak siswa masih mengalami kebingungan dalam menyusun career planning sehingga diperlukan faktor pendukung yang dapat membantu siswa. Self-leadership dan career decision-making self-efficacy diduga berkontribusi dalam mendukung career planning siswa. Penelitian dilakukan untuk menjelaskan keterhubungan antara self-leadership dan career decision-making self-efficacy dengan career planning pada siswa kelas X di SMAN 2 Klaten baik secara simultan maupun parsial. Penelitian menggunakan metode kuantitatif terhadap 231 sampel penelitian yang diperoleh melalui cluster random sampling. Alat ukur yang digunakan mencakup Abbreviated Self-Leadership Questionnaire (ASLQ), Career Decision-Making Self-Efficacy Scale Short Form (CDMSE-SF), dan Career Planning Scale (CPS). Regresi berganda dimanfaatkan sebagai teknik analisis data. Hasil yang mengindikasikan bahwa kedua variabel prediktor secara simultan berkontribusi signifikan terhadap career planning siswa (R² = 0,140; p = 0,0001). Secara parsial, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara self-leadership dengan career planning (r = 0,187; p = 0,953) sedangkan career decision-making self-efficacy berhubungan signifikan dengan career planning (r = 0,374; p < 0> Self-leadership memberikan sumbangan efektif sebesar 0,075?n sumbangan relatif sebesar 0,54%, sedangkan career decision-making self-efficacy menyumbang sebesar 13,913% secara efektif dan 99,46% secara relatif. Dengan demikian, career decision-making self-efficacy merupakan prediktor yang lebih dominan dalam mendukung career planning siswa.
