Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengkaji peraturan perundang-undangan di Indonesia khususnya yang mengatur tentang Tindak Pidana Perdagangan Orang serta menganalisis tindak pidana pada kasus magang mahasiswa ke Jerman melalui program kerja paruh waktu ferienjob apakah dapat dikatakan sebagai Tindak Pidana Perdagangan Orang. Alasan penulis mengkaji penelitian ini pada awalnya kasus ini menjadi menarik karena adanya 2 (dua) kubu atau sudut pandang. Ada yang mengatakan bahwa kasus magang mahasiswa ke Jerman ini merupakan TPPO dan ada yang mengatakan bahwa ini bukan TPPO.      Penelitian hukum ini termasuk ke dalam jenis penelitian normatif yang bersifat deskriptif analitis. Pendekatan yang digunakan oleh penulis adalah pendekatan perundang-undangan. Jenis dan sumber bahan hukum yang dipergunakan dalam penelitian ini meliputi bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan melalui studi kepustakaan. Teknik analisis bahan hukum menggunakan metode deduktif silogisme. Berdasarkan hasil penelitian unsur utama dalam tindak pidana bersifat objektik yaitu melawan hukum, Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang pemberantasan tindak pidana perdagangan orang perbuatan melawan hukum TPPO ketika pelaku melakukan tindakan perekrutan, pengangkutan, penampungan, pengiriman, pemindahan, atau penerimaan seseorang. Syarat yang ada dalam TPPO yaitu dengan bentuk ancaman kekerasan, penggunaan kekerasan, penculikan, penyekapan, pemalsuan, penipuan, penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan penjeratan utang atau memberi bayaran atau manfaat. Kemudian, magang mahasiswa ke Jerman melalui program ferienjob pada awalnya dikatakan sebagai tindak pidana perdagangan orang karena unsur proses, cara, dan tujuan dalam undang-undang tindak pidana perdagangan orang terpenuhi. Akan tetapi setelah dilakukan penelitian secara lebih mendalam lagi ternyata unsur tujuan eksploitasi tidak dapat dikategorikan dalam unsur tindak pidana perdagangan orang karena di Jerman sudah jelas bahwa itu merupakan program magang kerja paruh waktu yang dilakukan saat waktu liburan resmi pemerintah jerman dan pekerjaan yang dilakukan pun memang pekerjaan kasar. Jika dilihat dari hukum pidana mens rea (batin atau niat) tidak terpenuhi karena dari awal pihak kampus tidak berniat untuk mengeksploitasi mahasiswanya apalagi sampai masuk kedalam tindak pidana perdagangan orang. Hukum pidana menjelaskan tentang actus reus (perbuatan jahat) dan juga mens rea (niat jahat) apabila dari kedua ini salah satu tidak terpenuhi maka seseorang tidak akan dapat untuk dijatuhi pidana karena keduanya adalah unsur penting dalam hukum pidana yang harus terpenuhi agar orang dapat dijatuhi pidana.