Evaluasi Penyadapan Getah Pinus (Pinus merkusii Jungh et de Vriese) di Kawasan Hutan RPH Tombo, BKPH Bandar, KPH Pekalongan Timur
Penulis Utama
:
Mohamad Dava Aditya
NIM / NIP
:
H1020045
×<p class="MsoNormal" xss=removed><span lang="IN" xss=removed>Pinus

merupakan komoditi Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) potensial dalam pemanfaatan

getah pinus dan unggulan di KPH Pekalongan Timur. Penyadapan getah pinus

penting peranannya bagi hasil getah dan keberlangsungan hidup tegakan pohon.

Tujuan penelitian ini untuk melihat implementasi penyadapan dengan Standar

Operasional Prosedur (SOP) dan menganalisis hasil getah pinus berdasarkan Kelas

Umur (KU) sebagai penunjang pengelolaan produksi getah pinus. Metode

pengambilan sampel menggunakan <i>simple random sampling </i>dengan plot

lingkaran berdasarkan kelas umur, setiap petak umur terdapat 3 plot ukur.

Pengamatan dilakukan pada tegakan pinus KU III, V, dan VII untuk mengobservasi

kesesuaian SOP penyadapan yang dilakukan penyadap dan mengukur produksi getah

setiap 5 hari sekali selama 1 bulan.<span xss=removed> </span>Hasil

produktivitas penyadapan getah pinus diketahui rata-rata berat getah </span><span lang="IN" xss=removed>76,28 </span><span lang="IN" xss=removed>g/pohon/bulan untuk KU III, </span><span lang="IN" xss=removed>136,8 </span><span lang="IN" xss=removed>g/pohon/bulan untuk KU V, dan </span><span lang="IN" xss=removed>171,59 </span><span lang="IN" xss=removed>g/pohon/bulan untuk KU VII. Jumlah pohon dalam

1 ha pada KU III adalah 267 pohon/ha dengan hasil 91,8 kg/ha, pada KU V jumlah

pohon sebanya 433 pohon/ha dengan hasil getah 274,8 kg/ha, dan pada KU VII

jumlah pohon sebanyak 250 pohon/ha dengan hasil getah 194,5 kg/ha. Selanjutnya,

hasil evaluasi penyadapan getah pinus menunjukkan bahwa pohon yang sesuai

dengan pedoman </span><span lang="IN" xss=removed>“SOP.1/JASLING/UHHBK/HPL.2/1/2020 tentang Sistem Evaluasi

Penyadapan Getah Pinus Metode Koakan” </span><span lang="IN" xss=removed>pada KU III sebanyak 18 pohon (57%), KU V sebanyak

59 pohon (45%), dan KU VII sebanyak 35 pohon (4%). Dari 237 pohon sampel, 112

pohon (47%) disadap sesuai dengan standar penyadapan dan 125 pohon (53%) belum

memenuhi standar penyadapan. Penyadapan getah pinus yang tidak sesuai ketentuan

dapat menyebabkan pohon pinus mengalami ketidakmampuan beregenerasi secara

optimal untuk menutup luka yang mengakibatkan patogen dan hama dapat menyerang

bagian kayu yang terbuka. Koakan yang melebihi batas standar ketentuan juga

bisa meningkatkan risiko penurunan kekuatan batang, sehingga pohon lebih rentan

roboh. Selain itu, ketidaksesuaian SOP penyadapan berdampak pada hasil produksi

getah berupa penurunan produksi getah dan memperpendek umur sadap pohon pinus. <span xss=removed><o></o></span></span></p>
×
Penulis Utama
:
Mohamad Dava Aditya
Penulis Tambahan
:
-
NIM / NIP
:
H1020045
Tahun
:
2025
Judul
:
Evaluasi Penyadapan Getah Pinus (Pinus merkusii Jungh et de Vriese) di Kawasan Hutan RPH Tombo, BKPH Bandar, KPH Pekalongan Timur
Edisi
:
Imprint
:
Surakarta - Fak. Pertanian - 2025
Program Studi
:
S-1 Pengelolaan Hutan
Kolasi
:
Sumber
:
Kata Kunci
:
kesesuaian SOP; produktivitas; koakan; hutan produksi