×
Orang tua yang memiliki anak
berkebutuhan khusus cenderung lebih rentan mengalami stres pengasuhan (parenting stress) dibandingkan dengan
orang tua pada umumnya. Pengasuhan terhadap anak berkebutuhan khusus dapat
menimbulkan kesulitan dalam mengelola emosi negatif, sehingga meningkatkan
risiko stres pengasuhan pada orang tua. Kepribadian tangguh (hardiness) merupakan salah satu faktor
yang diasumsikan dapat membantu orang tua mengatasi stres tersebut. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kepribadian tangguh dan stres
pengasuhan pada orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus di Surakarta.
Pendekatan yang digunakan adalah kuantitatif. Teknik sampel adalah purposive sampling dengan kriteria
partisipan adalah Ayah atau Ibu dengan anak berkebutuhan khusus yang terdaftar
di Kota Surakarta dan berperan aktif dalam pengasuhan. Usia anak berkebutuhan
khusus yang ditetapkan adalah di bawah 18 tahun. Penelitian ini melibatkan 112
partisipan, terdiri dari 85 perempuan dan 27 laki-laki. Instrumen penelitian
meliputi Parenting Stress Index – Short Form (PSI-SF) dari Abidin, serta skala
hardiness dari Kobasa. Analisis data dilakukan menggunakan uji korelasi Pearson
Product Moment. Hasil menunjukkan adanya hubungan berarah negatif yang
signifikan antara kepribadian tangguh dan stres pengasuhan (r = –0,436; p < 0>Hardiness), maka
semakin rendah tingkat stres pengasuhan (parenting
stress) yang dialami orang tua. Penelitian ini merekomendasikan agar orang
tua mulai mengembangkan kepribadian tangguh (Hardiness) guna mengurangi stres pengasuhan (parenting stress). Dukungan dari sekolah, masyarakat, dan
pemerintah melalui program inklusif dan layanan psikososial sangat diperlukan.
Penelitian selanjutnya disarankan untuk memperluas jumlah sampel dan
mengeksplorasi faktor-faktor lain yang berkontribusi terhadap stres pengasuhan.