×
Pemilihan
pemasok merupakan aspek krusial dalam aktivitas operasional suatu organisasi,
khususnya dalam sektor pelayanan kesehatan. Pemilihan yang tepat dan sistematis
dapat meningkatkan efisiensi serta mendukung kelancaran distribusi barang. RSUD
Kartini Karanganayar sebagai rumah sakit daerah memiliki kebutuhan akan pasokan
obat yang stabil dan tepat waktu. Namun, proses pemilihan pemasok di RSUD ini
belum sepenuhnya berbasis pada penilaian yang objektif dan terstruktur,
sehingga berpotensi menimbulkan ketidakefisienan, baik dari sisi waktu maupun
biaya. Dalam penelitian in, dikembangkan sebuah model pengambilan keputusan
untuk membantu proses pemilihan pemasok dan penentuan jumlah alokasi pemesanan
obat secara optimal. Model ini mengadopsi pendekatan Multi-Criteria Decision
Making (MCDM). Langkah awal menggunakan metode Best Worst Method (BWM)
untuk menentukan bobot kepentingan dari masing-masing kriteria yaitu meliputi biaya,
pengiriman, pelayanan, kualitas, legalitas, dan fleksibilitas. Selanjutnya, metode
Technique for Order Preference by Similarity to Ideal Solution (TOPSIS)
diterapkan untuk mengevaluasi dan menentukan urutan prioritas pemasok
berdasarkan nilai preferensi yang dihitung. Hasil peringkat dari TOPSIS
kemudian dijadikan input dalam proses optimasi alokasi jumlah pemesanan
menggunakan metode Multi-Objective Mixed Integer Linear Programming (MOMILP),
dengan tujuan meminimasi total biaya pengadan. Model yang diusulkan ini
diharapkan dapat menajdi alat abntu dalam pengambilan keputusan yang lebih
efektif dan efisien bagi RSUD Kartini Karanganyar dalam memilih pemasok yang
tepat serta menentukan distribusi pemesanan yang optimal.