Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan proses pembangunan wilayah peri-urban Solo Baru tahun 1990-2010, dan (2) menganalisis pengaruh pembangunan wilayah peri-urban Solo Baru terhadap kondisi sosial-ekonomi masyarakat tahun 1990-2010. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah dengan tahapan heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Sumber data berupa sumber primer yaitu arsip dari inventaris Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI), dokumen pemerintah Kabupaten Sukoharjo, dan PT. Pondok Solo Permai (PSP). Sumber sekunder yang digunakan yaitu surat kabar dari Bernas 1991, Harian Ekonomi Neraca 1993, Harian Neraca 1988, 1989, dan 1990, Solopos 1997 dan 1998; buku; artikel jurnal; skripsi/tesis yang berkaitan dengan Pembangunan Wilayah Peri-Urban (WPU) Solo Baru dan Pengaruhnya Terhadap Kondisi Sosial- Ekonomi Masyarakat Tahun 1990-2010. Teknik pengumpulan data menggunakan studi dokumen dan studi pustaka. Teknik analisis data menggunakan pendekatan sosial dan ekonomi. Hasil penelitian menunjukkan (1) PT. PSP sebagai pihak pengembang melakukan proses pembangunan menjadi 3 tahap. Tahap pertama dimulai tahun 1984 dengan melakukan izin pembebasan lahan dan pembangunan, tahap kedua dimulai pada tahun 1990 dengan memberikan nama Solo Baru dan merancang kota baru beserta fasilitasnya, tahap ketiga dilakukan setelah krisis moneter pada tahun 1998 kemudian pembangunan berfokus pada pembangunan kawasan hunian. Pemerintah Kabupaten Sukoharjo memberikan izin pembebasan lahan dan pembangunan, sehingga tidak hanya membangun kawasan hunian tetapi membangun sebuah kota baru. (2) Pengaruh pembangunan Solo Baru terhadap kondisi sosial masyarakat yaitu mobilitas penduduk dari luar berpindah ke Solo Baru. Perpindahan penduduk ditandai dengan meningkatnya jumlah penduduk yang disebabkan fasilitas lengkap yang ada di Solo Baru. Penduduk pendatang menyebabkan perubahan stratifikasi sosial masyarakat menjadi kalangan atas, menengah, dan bawah. Pengaruh terhadap kondisi ekonomi masyarakat yaitu perubahan lapangan pekerjaan dari sektor pertanian menjadi non pertanian seperti perdagangan, jasa, dan industri. Diferensiasi pekerjaan penduduk menyebabkan perubahan kondisi ekonomi sehingga gaya hidup masyarakat menjadi berubah.