×
Kontribusi sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan terhadap Prodak
Domestik Bruto (PDB) di Indonesia pada kuartal IV tahun 2023 mencapai sebesar
11,39% menempatkan sebagai kontributor ketiga terbesar terhadap PDB nasional.
Pencapaian ini masih dijumpai berbagai tantangan yang mengancam keberlanjutan
produksi dan kesejahteraan rumah tangga perikanan yaitu fenomena abrasi yang
semakin intensif. Dampak abrasi yang dialami rumah tangga perikanan mengharuskan
masyarakat melakukan penambahan nilai pada produk hasil tangkapan
perikanan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui besarnya insentif usaha meliputi biaya total,
penerimaan, dan keuntungan pengolahan pada rumah tangga perikanan terdampak
abrasi di Kecamatan Tugu, dan mengetahui besarnya nilai tambah produk pengolahan.
Metode dasar penelitian secara deskriptif kuantitatif dengan metode penentuan
lokasi secara purposive di Kecamatan Tugu Kota Semarang dengan snowball
sampling sebanyak 15 rumah tangga perikanan meliputi 5 responden pengolahan
ikan bandeng presto, 5 responden pengolahan ikan asap, dan 5 responden
pengolahan kerupuk udang. Analisis metode hayami digunakan untuk menganalisis
nilai tambah serta menganalisis usaha pengolahan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa produk olahan ikan bandeng presto dalam 12 kali
produksi per satu bulan menerima rata-rata penerimaan sebesar Rp8.170.000,00
dengan biaya total sebesar Rp5.021.728,67 sehingga keuntungan yang didapatkan sebesar
Rp3.148.271,33. Usaha pengolahan produk ikan asap dengan 12 kali produksi
berhasil mendapatkan rata-rata penerimaan dalam satu bulan sebesar
Rp9.180.000,00 dengan biaya total sebesar Rp6.530.424,17 sehingga keuntungan
yang diperoleh sebesar Rp2.649.575,83.
Sementara itu, pengolahan kerupuk udang dengan 10 kali produksi menghasilkan rata-rata
penerimaan dalam satu bulan sebesar Rp2.649.400,00 dengan biaya total sebesar
Rp1.033.773,38 sehingga memberikan rata-rata keuntungan sebesar Rp1.615.626,62.
Besarnya nilai tambah pada produk olahan ikan bandeng presto mencapai
Rp60.232,71 per kg bahan baku sehingga rasio nilai tambah 74,45%. Hasil nilai
tambah dari proses pengolahan ikan asap sebesar Rp37.794,89 per kg bahan baku
rasio serta nilai tambah 50,13%. Sedangkan hasil nilai tambah kerupuk udang
sebesar Rp205.291,39 per kg bahan dengan rasio nilai tambah sebesar 79,03%.
Ketiga produk olahan perikanan meliputi ikan bandeng presto, ikan asap, dan
kerupuk udang termasuk dalam kategori nilai tambah yang tinggi.