Tanah Alfisol tersebar luas di Indonesia, namun kesuburannya rendah karena pH masam, kandungan bahan organik dan hara makro yang rendah. Kondisi ini menjadi kendala dalam budidaya jagung manis (Zea mays saccharata Sturt), tanaman bernilai ekonomi tinggi. Di Karanganyar, produktivitas jagung menurun dari 6,64 ton/ha (2017) menjadi 6,34 ton/ha (2018), di bawah rata-rata nasional. Kombinasi pupuk organik dan anorganik menjadi solusi potensial untuk memperbaiki tanah dan meningkatkan hasil. Penelitian ini bertujuan mengkaji pengaruh kombinasi pupuk organik granul dan anorganik terhadap ketersediaan dan serapan hara P, Zn, serta indeks panen jagung manis pada tanah Alfisol.

Penelitian dilakukan di tanah Alfisol Laboratorium Lapangan Fakultas Pertanian UNS, Karanganyar, dari April 2024–Maret 2025. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) dengan sembilan kombinasi perlakuan pupuk dan tiga ulangan (total 27 petak). Perlakuan terdiri dari; A= Kontrol, B= NPK Rekomendasi, C= 2 ton/ha Pupuk Organik, D= 4 ton/ha Pupuk Organik, E= ½ NPK + 2 ton/ha PO, F= ¾ NPK + 2 ton/ha PO, G= 1 NPK + 2 ton/ha PO, H=½ NPK + 3 ton/ha PO, I= ½ NPK + 4 ton/ha PO. Tanaman jagung manis varietas Talenta ditanam dalam petakan berukuran 4 m × 5 m dengan jarak tanam 75 cm × 25 cm. Pupuk organik yang digunakan adalah pupuk organik granul yang diaplikasikan satu minggu sebelum tanam dengan dosis sesuai kombinasi perlakuannya. Pupuk anorganik yang digunakan adalah pupuk kimia Urea, SP-20 dan KCl. Pupuk Urea diaplikasikan pada saat awal tanam, 14 HST dan 28 HST, sedangkan pupuk SP-20 dan KCl hanya diaplikasikan pada awal tanam. Analisis yang dilakukan berupa pH H2O, KTK Tanah, C Organik, P dan Zn Tersedia, P dan Zn Jaringan, serta serapan P dan Zn. Parameter tanaman meliputi berat jagung berklobot, berat jagung tanpa kelobot dan indeks panen. Analisis data menggunakan Uji Anova dengan taraf kepercayaan 95%, dilanjutkan dengan Uji Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) dan Uji Korelasi Pearson.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pupuk organik dapat mengurangi penggunaan pupuk anorganik. Pemberian pupuk organik 2 ton/ha mengurangi ¼ dosis NPK. Kombinasi pupuk organik 2 ton/ha dengan ¾ NPK 2 meningkatkan P Tersedia (98,05%), serapan P (82,55%), serapan Zn (26,67%), dan Indeks Panen (58,20%), serta mampu menurunkan Zn Tersedia hingga batas cukup (51,38%). Pemanfaatan pupuk organik harus terus dilakukan untuk mengatasi keterbatasan pupuk anorganik, mengurangi dampak negatif penggunaannya, serta memastikan keberlanjutan sumber daya tanah.