Indonesia masih memerlukan impor jagung karena terdapat kekurangan produksi sekitar 3,6?ri total kebutuhan nasional. Rendahnya kualitas tanah dan hara menjadi kendala utama dalam produktivitas pertanian, termasuk tanaman jagung. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan pemupukan yang tepat dan ramah lingkungan seperti pupuk hayati Trichoderma. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui imbangan Trichoderma dan pupuk N, P, K yang paling optimal dalam meningkatkan ketersediaan dan serapan hara N, P, dan K serta hasil tanaman jagung di tanah Inceptisol. Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) faktor tunggal dengan sembilan perlakuan, yaitu kontrol (A), NPK standar (350 kg ha-1 Urea, 180 kg ha-1 SP-20, 50 kg ha-1 KCl) (B), 15 kg ha-1 Trichoderma (C), ½ NPK + 15 kg ha-1 Trichoderma (D), ¾ + 15 kg ha-1 Trichoderma (E), 1 NPK + 15 kg ha-1 Trichoderma (F), ¾ NPK + 3,75 kg ha-1 Trichoderma (G), ¾ NPK + 7,5 kg ha-1 Trichoderma (H), ¾ NPK + 11,25 kg ha-1 Trichoderma (I), yang diulang sebanyak tiga kali. Analisis yang dilakukan meliputi pH H2O, C-organik, N-Total, P dan K tersedia, N, P, dan K jaringan, serta serapan hara N, P, dan K. Parameter tanaman meliputi bobot tongkol berklobot dan tanpa klobot, panjang dan diameter tongkol. Analisis data menggunakan Uji Anova dengan taraf kepercayaan 95%, dilanjutkan dengan Uji Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) dan Uji Korelasi Pearson.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian Trichoderma dan Pupuk N, P, K nyata meningkatkan ketersediaan dan serapan hara serta hasil tanaman jagung. Perlakuan ¾ NPK + 15 kg ha-1 Trichoderma memberikan hasil yang terbaik dan efisien dengan meningkatkan N-Total sebesar 34,62%, P-tersedia 45,06%, K-tersedia 18,06%, serapan N 81,71%, serapan P 80%, serapan K 43,94%, bobot tongkol berklobot 15,85?n tanpa klobot 22,17%, panjang tongkol 14,39%, dan diameter tongkol 13,04% dibanding perlakuan NPK rekomendasi sekaligus mengurangi penggunaan pupuk NPK rekomendasi sebesar 25%.