×
Guru pendidikan anak usia dini (PAUD) menghadapi berbagai tantangan dalam mencapai psychological well-being yang optimal akibat tingginya tuntutan profesi, mulai dari perencanaan pembelajaran, interaksi intensif dengan anak-anak, hingga penyesuaian terhadap Kurikulum Merdeka. Work-life balance menjadi salah satu faktor yang memengaruhi psychological well-being, yang jika tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan ketidakseimbangan antara kehidupan kerja dan pribadi serta berdampak negatif pada psychological well-being guru dan kualitas pembelajaran. Pada guru yang sudah memiliki anak, guru memiliki tanggung jawab tambahan dalam rumah tangga dan pengasuhan anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh work-life balance terhadap psychological well-being dan pengaruh work-life balance terhadap psychological well-being dengan bantuan pengasuhan sebagai moderator. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan secara online dan offline (Januari – Februari 2025) dengan total 139 responden. Instrumen yang digunakan adalah Skala Psychological Well-Being dan Skala Work-Life Balance yang telah diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia. Analisis data dilakukan dengan regresi linear sederhana dan moderated regression analysis (MRA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa work-life balance memengaruhi psychological well-being guru PAUD (p < 0>work-life balance berpengaruh kecil dan hubungan yang rendah terhadap Psychological well-being. Bantuan pengasuhan juga terbukti memoderasi pengaruh tersebut (p = 0.036) dengan efek negatif atau melemahkan pengaruh work-life balance terhadap psychological well-being. Bantuan pengasuhan sebagai moderator perlu diperhatikan lebih lanjut, seperti mempertimbangkan jenis bantuan, usia anak yang belum diteliti dalam riset ini serta memperhatikan kualitas bantuan pengasuhan karena berpotensi memberikan tekanan tambahan jika tidak selaras dengan kebutuhan emosional dan peran profesional guru.