Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mendeskripsikan upacara tradisi yang berkembang di wilayah Gunung Sumbing, Merbabu, dan Merapi di Jawa Tengah; 2) mendeskripsikan unsur budaya dalam upacara tradisi di wilayah tiga gunung di Jawa tengah; 3) mendeskripsikan mitos dalam upacara tradisi di wilayah tiga gunung di Jawa Tengah; dan 4) Menyusun buku teks dengan kajian mitos tradisi tiga gunung pada mata kuliah sastra Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan strategi etnografis dan multidesain analisis yang mencakup antropologi tematik untuk unsur budaya, mitologi untuk struktur mitos, serta semiotika Roland Barthes untuk analisis makna budaya. Lokasi penelitian mencakup Gunung Sumbing (Kabupaten Temanggung), Gunung Merbabu (Kabupaten Magelang), dan Gunung Merapi (Kabupaten Boyolali). Data utama diperoleh melalui wawancara dan observasi, sementara data sekunder berasal dari studi literatur, dokumentasi foto, serta naskah-naskah tradisional. Teknik analisis data menggunaka analisis data Miles, Huberman dan Saldana, serta kebsahan data menggunakan teknik triangulasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) terdapat tiga makna utama dalam tradisi masyarakat sekitar tiga gunung, yakni Nyadran Makukuhan (Gunung Sumbing), Saparan Wayang Ndakan (Gunung Merbabu), dan Sedekah Gunung (Gunung Merapi), masing-masing mengandung nilai spiritual, historis, dan ekologis; 2) tujuh unsur budaya ditemukan dalam setiap tradisi, yaitu mata pencaharian, teknologi, bahasa, religi, sistem sosial, kesenian, dan pengetahuan; 3a) terdapat 21 mitos yang muncul dari unsur-unsur budaya tersebut; 3b) setiap mitos dianalisis melalui lapis makna denotatif, konotatif, dan mitologis, serta dipetakan ke dalam lima kode semiotik Barthes: hermeneutik, semik, simbolik, proaretik, dan kultural; 4) berdasarkan hasil tersebut, disusun sebuah buku teks yang berorientasi pada kajian sastra lisan dan mitos sebagai materi ajar dalam pendidikan sastra, khususnya dengan pendekatan semiotika budaya. Penilitian ini memiliki implikasi teoretis yaitu kontribusi pada kajian sastra dan budaya, serta implikasi praktis pada konservasi dan revitalisasi budaya sastra lisan daerah. Penelitian ini dapat menjadi referensi bagi mahasiswa dan dosen dalam mengapresiasi sastra lisan daerah dan dapat menjadi reflekski bagi pemangku kebijakan agar lebih memperhatikan eksistensi sastra daerah.