×
Fathi Muzaqi. K5421035. Pembimbing: Dr. Pipit Wijayanti, S.Si., M.Sc. ANALISIS
TINGKAT KARST ROCK DESERTIFICATION DI KAWASAN KARST TROPIS GUNUNG
SEWU: STUDI KASUS KECAMATAN TEPUS,
GUNUNGKIDUL. Skripsi,
Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Penidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta, Juni 2025. Penelitian ini mengkaji dinamika spasial Karst
Rock Desertification (KRD) atau Penggurunan Batu Karst di wilayah karst
tropis Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul, Indonesia, dengan menggunakan
citra Sentinel-2A dan beberapa indeks penginderaan jauh, yaitu NDVI (Normalized
Difference Vegetation Index), NDRI (Normalized Difference Rock Index),
FVC (Fractional Vegetation Cover), dan Fr (Fractional Rock). KRD
merupakan fenomena degradasi tanah dan kehilangan vegetasi yang berdampak
serius terhadap lingkungan, terutama pada ekosistem karst yang rentan dan sulit
dipulihkan. Berbeda dengan studi sebelumnya yang umumnya hanya menggunakan satu
indeks seperti NDVI atau NDRI, penelitian ini mengintegrasikan beberapa indeks
secara bersamaan untuk menangkap kondisi vegetasi dan keterpaparan batuan
sekaligus. Selain itu, penggunaan citra Sentinel-2A yang memiliki resolusi
spasial lebih tinggi dibandingkan citra Landsat memungkinkan pemetaan KRD yang
lebih detail, khususnya di kawasan karst tropis Indonesia yang masih jarang
diteliti. Penelitian ini menerapkan metode deskriptif kuantitatif dengan
analisis spasial-temporal menggunakan Google Earth Engine dan ArcGIS untuk
memetakan perubahan tutupan lahan antara tahun 2019 hingga 2024. Hasil analisis
menunjukkan penurunan signifikan pada area tanpa penggurunan dari 25,65%
menjadi 9,39%, sementara zona berpotensi penggurunan meningkat dari 73,75%
menjadi 90,12%. Dari sisi vegetasi, area tanpa vegetasi menurun dari 6,42%
menjadi 2,51%, vegetasi sedang menurun tipis dari 23,20% menjadi 23,51%, dan
vegetasi sangat parah naik tajam dari 9,68% menjadi 19,11%. Hasil ini
divalidasi melalui observasi lapangan yang memperlihatkan perbedaan nyata dalam
kedalaman tanah dan tutupan vegetasi. Temuan ini menegaskan bahwa sekitar 40%
wilayah studi mengalami tingkat penggurunan sedang hingga parah, yang
memerlukan tindakan segera melalui konservasi, pengelolaan vegetasi, dan
penggunaan lahan berkelanjutan untuk mencegah kerusakan ekosistem yang lebih
luas serta mendukung upaya restorasi ekologi di kawasan karst.