Perilaku konsumsi kopi di kalangan milenial dan Generasi Z di Kota Semarang mencerminkan transformasi budaya ngopi menjadi budaya kontemporer yang dipengaruhi oleh perkembangan teknologi. Hal ini menyebabkan adanya pergeseran makna budaya ngopi melalui perubahan pola hidup dalam perilaku konsumsi kopi pada masyarakat kontemporer. Dahulu, minum kopi identik dengan pemenuhan kebutuhan orang tua hingga menjadi jamuan pada upacara adat. Sedangkan, saat ini perilaku konsumsi kopi berkembang sebagai pemenuhan gaya hidup nongkrong di coffee shop. Penelitian ini mengacu pada dua teori, yaitu teori Perilaku konsumen yang dikemukakan oleh Kotler & Keller, dan teori Interaksionisme Simbolik yang dikembangkan oleh Herbert Blumer. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumsi kopi sehingga dapat memahami dinamika budaya ngopi pada makna budaya kontemporer. Serta memahami fungsi budaya ngopi dalam membangun identitas sosial dibalik kebiasaan ngopi yang telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari. Lokasi penelitian ini dilakukan di beberapa coffee shop di Kota Semarang, yang dipilih berdasarkan karakteristik pelanggan dan konsep coffee shop tersebut. Metode yang digunakan yaitu kualitatif melalui pendekatan fenomenologi guna memperdalam pemahaman terkait fenomena konsumsi kopi yang terjadi di masyarakat. Data yang dikumpulkan melalui observasi lapangan dan wawancara pada kalangan milenial, Gen Z, dan barista atau pengelola coffee shop di Kota Semarang. Penelitian ini menggunakan triangulasi sumber sebagai uji validitas data dengan menggabungkan sumber data primer dan sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku konsumsi kopi dipengaruhi oleh faktor sosial, budaya, Pribadi, Ekonomi dan Pekerjaan, serta didukung oleh inovasi dan teknologi. Dalam budaya kontemporer, perilaku konsumsi kopi berkembang menjadi gaya hidup nongkrong di coffee shop yang ditemani dengan secangkir kopi. Sehingga perilaku konsumsi kopi tidak hanya sekedar aktivitas menikmati kopi, tetapi juga berfungsi sebagai sarana untuk bersosialisasi, ekspresi diri, dan pengalaman yang dapat membentuk identitas sosial.