Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sistem pengkondisian lingkungan baterai yang sesuai untuk wilayah tropis, dengan mempertimbangkan pengaruh suhu tinggi dan kelembapan terhadap kinerja dan keamanan baterai kendaraan listrik. Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) digunakan untuk menentukan prioritas kriteria perlindungan, di mana kapasitas dan daya baterai memiliki bobot tertinggi sebesar 47,5%, diikuti oleh ketahanan suhu tinggi sebesar 20,2%. Berdasarkan hasil tersebut, dirancang Sistem Pendingin Peltier berbasis termoelektrik yang dikendalikan oleh thermostat XH-W1209, sementara proses monitoring suhu dan kelembapan dilakukan oleh Arduino Nano dan sensor DHT22. Prototipe diuji melalui eksperimen dan mengacu pada simulasi menggunakan ANSYS, dengan hasil menunjukkan sistem mampu menjaga suhu baterai dalam rentang aman 30–35°C, serta mengurangi akumulasi panas pada hotspot baterai tipe LiFePO₄ 26650. Dengan demikian, sistem ini efektif meningkatkan stabilitas termal dan memperpanjang umur baterai di lingkungan tropis.