Stunting merupakan masalah kesehatan nasional sebagaimana tercantum dalam Perpres No. 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting. BKKBN menindaklanjuti melalui program DASHAT di Kampung KB melalui penyedian bahan pangan lokal bergizi dan edukasi gizi melalui KIE. Penelitian ini bertujuan menganalisis implementasi program DASHAT di Kampung Keluarga Berkualitas Kecamatan Polokarto menggunakan teori implementasi kebijakan Edward III mencakup empat indikator, yaitu komunikasi, sumber daya, disposisi, dan struktur birokrasi, serta mengidentifikasi hambatan dalam pelaksanaan. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif-empiris. Data diperoleh melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi, kemudian dianalisis melalui reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan program belum berjalan dengan baik dari indikator komunikasi, struktur birokrasi, dan sumber daya. Sementara itu, indikator disposisi menunjukkan capaian positif. Program DASHAT di Kampung Keluarga Berkualitas Kecamatan Polokarto menghadapi hambatan internal seperti minimnya kegiatan KIE, lemahnya koordinasi dan evaluasi, keterbatasan anggaran, serta belum jelasnya SOP dan struktur pelaksana. Secara eksternal, hambatan muncul dari rendahnya partisipasi masyarakat, kondisi ekonomi yang kurang mendukung, serta pengaruh nilai budaya dan kepercayaan. Kesadaran ber-KB yang rendah dan keraguan terhadap vaksinasi turut memicu kehamilan berisiko 4T. Faktor ini menyebabkan program DASHAT belum memberikan dampak terhadap penurunan stunting. Oleh karena itu, diperlukan strategi sesuai karakteristik sosial budaya masyarakat.