Indonesia yang berada pada pertemuan empat lempeng tektonik utama menjadikannya sebagai wilayah dengan risiko gempa bumi yang tinggi. Sebagian besar rumah tinggal di Indonesia merupakan bangunan nonrekayasa yang dibangun tanpa perhitungan teknik memadai, menggunakan mutu beton rendah, serta detail struktur yang tidak sesuai standar. Penelitian ini mengkaji kinerja seismik struktur rumah tinggal nonrekayasa dengan dua tipe sistem dinding pengisi, yaitu infill frame (IF) dan infill frame with openings (IFWO), serta mempelajari pengaruh variasi mutu beton terhadap kemampuan struktur dalam menahan beban gempa. Delapan model dianalisis dengan variasi mutu beton antara 4 MPa hingga 21 Mpa. Analisis dilakukan menggunakan metode Incremental Dynamic Analysis (IDA) berbasis perangkat lunak SeismoStruct dengan lokasi studi di Desa Kendal, Kabupaten Pacitan, wilayah yang memiliki risiko gempa tinggi. Hasil menunjukkan struktur IF tanpa bukaan secara konsisten memiliki kapasitas gaya geser (base shear) lebih tinggi dibandingkan IFWO pada seluruh rentang mutu beton (4 MPa–21 MPa). Peningkatan mutu beton terbukti meningkatkan kapasitas struktur sekaligus mengurangi probabilitas kerusakan berat hingga sangat berat, terutama pada struktur dengan bukaan. Namun, pada gempa dengan kala ulang 500 dan 2500 tahun, kedua tipe struktur diperkirakan mengalami kerusakan total (complete damage) dengan probabilitas 100%, menandakan kerentanan tinggi terhadap gempa besar. Temuan ini menegaskan bahwa keberadaan bukaan pada dinding infill dan kualitas mutu beton merupakan faktor yang memengaruhi performa seismik bangunan nonrekayasa. Penelitian ini memberikan kontribusi penting dalam pengembangan desain struktur tahan gempa dan rekomendasi peningkatan mutu material serta perencanaan bukaan untuk mengurangi risiko kerusakan pada bangunan rumah tinggal nonrekayasa.