Manajemen kualitas menjadi salah satu penentu yang mendorong keberhasilan perusahaan kontraktor, dengan memastikan setiap aspek berjalan sesuai standar. Untuk mengukur sejauh mana penerapan manajemen kualitas di suatu perusahaan, diperlukan pengukuran maturity yang dapat menggambarkan posisi perusahaan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk memahami penerapan manajemen kualitas melalui pengukuran quality management maturity pada kontraktor besar, menganalisis perbedaan skor maturity menggunakan OPM3 dan K-PMMM antara kontraktor swasta dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), serta merumuskan strategi peningkatan manajemen kualitas bagi kontraktor tersebut.. Pada penelitian ini menggunakan model pengukuran K-PMMM dan OPM3. Model pengukuran K-PMMM mengukur tingkat maturity melalui berbagai tahapan manajemen proyek. Model pengukuran OPM3 dilakukan pembobotan variabel dengan metode pairwise comparison.  Analisis data menggunakan mean analysis dan direpresentasikan dalam bentuk spider web. Populasi penelitian adalah kontraktor besar yang sedang atau pernah mengerjakan proyek kontruksi di Solo Raya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ketujuh kontraktor besar yang diteliti telah mencapai standar tinggi dalam penerapan manajemen kualitas. Berdasarkan pengukuran OPM3 mencapai level 4 (Control) dan menurut pengukuran K-PMMM mencapai level 5 (Maturity). Ada perbedaan antara kontraktor swasta dan BUMN, di mana kontraktor BUMN menunjukkan kinerja manajemen kualitas yang lebih baik di tingkat perusahaan. Berdasarkan identifikasi kelemahan setiap kontraktor, perusahaan perlu memperbaiki kualitas produk dengan fokus pada peningkatan kinerja, mempermudah pemeliharaan produk, dan memperbaiki persepsi terhadap produk, serta mengoptimalkan pelatihan tim untuk meningkatkan keandalan dan responsivitas layanan. Dengan strategi peningkatan ini, perusahaan dapat meningkatkan penerapan manajemen kualitas ke level maturity yang diharapkan.