UMKM merupakan aktor strategis dalam penguatan ekonomi digital berbasis komunitas. Penelitian ini dilaksanakan pada unit usaha Fun Mushroom di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, dan berangkat dari dua permasalahan utama: (1) rendahnya visibilitas digital merek akibat strategi konten yang belum optimal di media sosial; dan (2) belum teridentifikasinya format dan jenis konten yang paling efektif untuk meningkatkan keterlibatan audiens di Instagram. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan strategi content marketing yang diterapkan Fun Mushroom melalui platform Instagram dalam membangun eksposur dan interaksi merek; serta (2) mengevaluasi efektivitas performa konten berdasarkan indikator kinerja utama (Key Performance Indicators/KPI) yang meliputi reach, impressions, engagement, dan metrik keterlibatan lainnya.

Pendekatan penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan studi kasus. Data dikumpulkan melalui observasi aktivitas akun @funmushroom, dokumentasi konten, analisis data Instagram Insight, serta kuesioner interaktif yang disebarkan melalui Instagram Story untuk menangkap preferensi audiens. Data kuantitatif pendukung berupa metrik performa konten dianalisis secara komparatif antara periode sebelum dan sesudah strategi konten diterapkan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi konten yang menonjolkan edukasi produk (manfaat jamur tiram, fakta gizi, ide olahan), didukung visual konsisten dan elemen branding, mampu meningkatkan visibilitas digital secara signifikan. Format Reels terbukti paling efektif dibanding Feed dan Story, ditunjukkan oleh capaian metrik tertinggi pada reach, impressions, likes, dan shares. Secara keseluruhan, kinerja akun meningkat tajam: reach naik dari 80 menjadi 2.936 akun, impressions dari 122 menjadi 7.838 tayangan, dan engaged accounts dari 34 menjadi 496. Temuan ini menegaskan bahwa content marketing terstruktur dan berbasis preferensi audiens mampu memperkuat visibilitas merek UMKM di media sosial.

Penelitian ini merekomendasikan konsistensi publikasi konten edukatif-visual, optimalisasi hashtag dan waktu unggah, serta evaluasi berkala berbasis KPI untuk menjaga keberlanjutan pertumbuhan digital. Studi lanjutan disarankan mengeksplorasi platform tambahan (mis. TikTok, marketplace) guna memperluas jangkauan dan potensi konversi.