Pariwisata memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia dengan kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang lebih tinggi dibanding sektor kehutanan, serta berperan dalam penciptaan lapangan kerja, pengentasan kemiskinan, dan peningkatan pendapatan daerah. Salah satu destinasi wisata unggulan di Kabupaten Karanganyar yaitu Taman Wisata Alam (TWA) Grojogan Sewu yang terkenal dengan air terjun setinggi 81 meter serta keanekaragaman flora dan fauna. Namun, TWA Grojogan Sewu mengalami penurunan kunjungan wisatawan sejak pandemi, sehingga pengelola perlu menganalisis kelayakan daya tarik sebagai langkah awal untuk meningkatkan jumlah kunjungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan potensi wisata Grojogan Sewu di Kabupaten Karanganyar Jawa Tengah. Penelitian ini dilakukan pada bulan September sampai Oktober 2024 yang berlokasi di TWA Grojogan Sewu Karanganyar Jawa Tengah, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara, observasi, survei, serta teknik purposive sampling dan snowball sampling untuk menentukan jumlah responden dan informan. Penentuan jumlah responden yang diambil menggunakan rumus Taro Yamane yaitu jumlah populasi dibagi jumlah populasi yang dikalikan presisi yang digunakan (10%) ditambah satu. Jumlah populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah jumlah pengunjung pada tahun 2023 yaitu sebanyak 216.044, sehingga diperoleh 99,96 responden. Untuk menghindari adanya kesalahan data, jumlah responden ditambah sehingga menjadi 110 responden. Analisis data yang digunakan yaitu Analisis Daerah Operasi Objek Daya Tarik Taman Wisata Alam (ADO ODTWA) dan analisis Strength Weakness Opportunities Threat (SWOT). ADO ODTWA dihitung dengan rumus perhitungan yaitu jumlah nilai unsur pada kriteria dibagi bobot kriteria yang kemudian digunakan untuk mengetahui kategori kelayakan yang dihitung dengan rumus nilai kriteria dibagi nilai total kriteria dikali 100%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa TWA Grojogan Sewu termasuk dalam kategori layak untuk dikembangkan dengan indeks kelayakan yang diperoleh sebesar 86,2% karena memiliki daya tarik yang menarik berupa keindahan air terjun dan didukung oleh keanekaragam hayati berupa flora dan fauna. Namun, masih terdapat satu komponen yang memperoleh nilai yang tergolong rendah yaitu komponen pengaturan pengunjung. Belum adanya sistem pembatasan pengunjung menjadi tantangan yang perlu segera diatasi.