Sampah dapat diartikan sebagai segala jenis limbah padat yang berasal dari aktivitas manusia atau hewan. Berkembangnya industri pariwisata tidak hanya berdampak pada pertumbuhan ekonomi, tetapi juga menimbulkan konsekuensi terhadap pengelolaan sampah. Salah satu penyebab utama dari masalah pengelolaan sampah pada kawasan wisata adalah kurangnya infrastruktur, fasilitas pengelolaan sampah yang memadai serta kurangnya kesadaran pengunjung terhadap pengelolaan sampah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara perilaku dan aktivitas pengunjung dengan timbulan sampah di dua destinasi wisata alam, yaitu Air Terjun Jumog dan Telaga Madirda, Kabupaten Karanganyar. Kedua lokasi tersebut mengalami peningkatan jumlah kunjungan wisatawan, yang berpotensi meningkatkan volume sampah jika tidak dikelola secara optimal. Metode yang digunakan adalah penyebaran kuesioner 100 responden untuk masing-masing lokasi. Hasil kuesioner diolah dengan software SPSS 26.0 menggunakan uji Pearson Chi-Square untuk melihat hubungan antara variabel aktivitas dan timbulan sampah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas konsumtif seperti piknik dan makan di lokasi secara signifikan berkorelasi dengan timbulan sampah, khususnya sampah organik dan anorganik. Air Terjun Jumog menghasilkan rata- rata 70,48 kg sampah per hari, lebih tinggi dibandingkan Telaga Madirda yang hanya 40,76 kg per hari. Faktor penyumbang perbedaan ini meliputi tingkat intensitas aktivitas, ketersediaan fasilitas, serta karakteristik demografis pengunjung. Berdasarkan penelitian ditemukan bahwa aktivitas berfoto tidak memberikan kontribusi signifikan terhadap timbulan sampah, terdapat hubungan yang signifikan antara aktivitas pengunjung dan timbulan sampah di kedua lokasi.