Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan penerapan percepatan waktu menggunakan metode crash program pada proyek pembangunan Puskesmas Sibela, (2) mendeskripsikan tantangan atau kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan percepatan waktu proyek konstruksi puskesmas Sibela, (3) mendeskripsikan dampak penerapan metode crash program terhadap kualitas konstruksi proyek, (4) mendeskripsikan upaya yang dilakukan oleh stakeholder proyek untuk menjaga kualitas konstruksi selama pelaksanaan percepatan waktu. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Sumber data penelitian ini meliputi observasi lapangan, informan pihak stakeholder proyek, dan dokumen proyek. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling dan convenience sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi berpartisipasi, wawancara, dan analisis dokumen. Teknik uji validitas yang digunakan adalah triangulasi sumber dan member check. Analisis data yang digunakan yaitu analisis tema dengan bantuan software Nvivo. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, sebelum diterapkan metode crash program, pihak stakeholder melakukan rapat internal dengan berbagai pihak hingga dilakukan kesepakatan menggunakan penambahan tenaga kerja dan jam kerja. Penambahan jam kerja dilakukan setelah pekerjaan struktur selesai, dimana terdapat penambahan sebanyak 20 orang. Untuk jam lembur dijadwalkan pada jam 4 sore hingga jam 10 malam. Kedua, kendala yang dihadapi dalam penerapan metode crash program ialah berbatasan langsung dengan warga, lahan sempit, kondisi tanah yang tidak stabil, cuaca yang tidak menentu, perubahan gambar kerja, dan pembagian pekerjan agar tenaga kerja dapat dimanfaatkan secara efektif. Ketiga, dampak yang dihadapi seperti penurunan progres pada minggu awal, cuaca yang tidak menentu mempengaruhi pengecoran, terdapat keramik yang ambles pada satu ruangan. Keempat, upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala dari pihak stakeholder proyek yaitu dengan melakukan uji material agar mutu tetap terjamin, checklist pekerjaan, opname pekerjaan atau evaluasi harian lapangan, rapat mingguan pihak stakeholder proyek, menambah pekerjaan secara berkala, dan pengawasan yang ekstra.