Dinamika kependudukan di Indonesia berkembang pesat, salah satunya ageing population. Situasi ini menunjukkan proporsi penduduk lansia mencapai >10%. Provinsi DIY menduduki nomor 1 atas proporsi lansianya yaitu tahun 2024 sebesar 16,02% di Indonesia. Berkaitan kondisi tersebut, berdasarkan data BPS menunjukkan persentase lansia bekerja sebesar 62,76?ri populasi lansia di DIY. Kondisi ini mengartikan lansia DIY hidup produktif, namun bisa mengindikasikan tingkat kesejahteraan masih terkendala. Melalui penelitian ini dapat mengetahui faktor mendorong lansia DIY bekerja, dan menganalisis kesiapan perencanaan pembangunan oleh Pemprov DIY. Penelitian ini menggunakan metode campuran berupa studi kuantitatif (logistik biner) ditindak lanjuti studi kualitatif (teori kritis oleh Mazhab Frankfurt). Hasil penelitian didapatkan 6 dari 9 variabel menjadi faktor pengaruh: jenis kelamin, keluhan kesehatan, kepemilikan bangunan, kepemilikan bansos, menguasai telepon seluler, dan pendidikan tertinggi dengan persentase pengaruh 74,6%. Meskipun Pemprov DIY dinilai siap mempersiapkan ageing population, temuan ini menggarisbawahi kebutuhan mendesak untuk peningkatan kebijakan dan integrasi perencanaan pembangunan lintas sektor. Konsisitensi perencanaan dan realisasi program sangat perlu diperhatikan oleh Pemprov DIY. Implikasinya adalah perencanaan yang lebih kritis diperlukan untuk mencapai kesejahteraan lansia bekerja dengan mengatasi kesenjangan dalam kebijakan perumahan dan pendidikan, utamanya sektor teknologi bagi lansia.