×
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan (1) konflik batin
tokoh utama; (2) nilai religius yang terdapat dalam naskah drama Sumur Tanpa
Dasar karya Arifin C. Noer; dan (3) pemanfaatannya sebagai materi ajar sastra di
SMA. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan psikologi
sastra. Data dalam penelitian bersumber dari telaah naskah drama Sumur Tanpa
Dasar karya Arifin C. Noer dan hasil wawancara dengan guru bahasa Indonesia
dan siswa kelas XI SMA. Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling
sebagai teknik pengambilan sampel. Data dikumpulkan dengan melakukan
analisis dokumen dan wawancara dengan narasumber terkait. Teknik uji validitas
data yang digunakan adalah triangulasi teori dan triangulasi sumber data. Data
kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik analisis mengalir oleh Miles dan
Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ditemukan 58 data konflik batin
dengan rincian 24% kebutuhan dasar, 22% kebutuhan keamanan, 17% kebutuhan
sosial, 21% kebutuhan penghargaan, dan 16% kebutuhan aktualisasi diri. Dari
kelima konflik batin tersebut hanya kebutuhan dasar yang dapat dipenuhi oleh
tokoh utama Sumur Tanpa Dasar. Sehingga jika dilihat secara keseluruhan,
Jumena mengalami konflik batin yang disebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan
kebutuhan lain setelah kebutuhan dasar. Selain itu juga ditemukam 33 data nilai
religius yang terkandung dalam naskah drama Sumur Tanpa Dasar dengan rincian
37% nilai tauhid (keimanan), 33% nilai fikih (norma kehidupan), dan 30% nilai
akhlak (sikap perilaku). Temuan ini menunjukkan bahwa naskah drama Sumur
Tanpa Dasar tidak hanya menyajikan estetika kebahasaan akan tetapi juga
mengandung pesan moral yang bermanfaat bagi pembaca. Berdasarkan hasil analisis dan wawancara, konflik batin tokoh utama dan nilai religius dalam naskah
drama Sumur Tanpa Dasar karya Arifin C. Noer dapat dimanfaatkan sebagai
materi ajar teks drama di SMA. Konflik batin tokoh utama dan nilai religius
dalam naskah drama Sumur Tanpa Dasar karya Arifin C. Noer dapat
mengembangkan empati dan kesadaran diri siswa, menumbuhkan pemikiran kritis
dan reflektif, sebagai sarana pembentukan karakter, sebagai sarana pembelajaran
kontekstual yang bermakna, mendorong pembelajaran aktif dan berbasis proyek
karakter (P5), relevan dengan realitas kehidupan siswa, dan memperluas
pemahaman siswa terhadap karya sastra.