Muhammad Tegar Hidayat, Nur Khofifah Risa Putri, 2025, Prarancangan Pabrik Paraldehid dari Asetaldehid dengan Katalis Duolite C-20 Kapasitas 12.000 Ton/Tahun, Program Studi Sarjana Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret.

            Paraldehid banyak digunakan sebagai obat sedatif, pengawet antimikroba, dan bahan pembuatan resin. Potensi ini menjadi peluang pendirian pabrik paraldehid di Indonesia karena belum ada pabrik yang berdiri hingga saat ini. Pabrik ini dirancang berkapasitas 12.000 ton/tahun dengan bahan baku asetaldehid sebesar 1,02 kg/kg produk dan katalis Duolite C-20 sebesar 0,0010 kg/kg produk yang beroperasi 24 jam per hari selama 330 hari per tahun. Pendirian pabrik ini berlokasi di Batam, Kepulauan Riau dan direncanakan beroperasi pada tahun 2028.

            Reaksi pembentukan paraldehid berlangsung di dalam reaktor fixed bed single tube pada temperatur 30°C dan tekanan 2 atm dalam fase cair menggunakan katalis padat Duolite C-20. Reaksi yang terjadi bersifat eksotermis dengan kondisi non-adiabatis dan non-isothermal. Konversi asetaldehid yang bereaksi menjadi paraldehid sebesar 99,5%. Bahan baku asetaldehid akan diumpankan ke reaktor (R-101) yang kemudian akan dimurnikan untuk mendapatkan produk paraldehid dengan kemurnian sebesar 99,5%. Pemurnian produk dilakukan menggunakan menara distilasi (MD-101) dengan hasil atas berupa reaktan yang belum bereaksi akan di-recycle kembali sebagai umpan reaktor (R-101).

            Unit utilitas menyediakan kebutuhan air, steam, listrik, udara tekan, refrigeran, dan bahan bakar. Kebutuhan spesifik air yang berasal dari PT Adhya Tirta Batam dengan kebutuhan 0,0067 m³/kg produk, steam pada suhu 138^oC dan tekanan 3,37 atm sebesar 0,1980 kg/kg produk, listrik sebesar 0,1483 kWh/kg produk, udara tekan pada suhu 120,49^oC dan tekanan 2,5 atm sebesar 0,0335 m³/kg produk. Bahan bakar untuk boiler sebesar 0,0072 L/kg produk, bahan bakar untuk generator sebesar 0,0001 L/kg produk, dan refrigeran sebesar 3,61 kg/kg produk. Pabrik ini dilengkapi dengan laboratorium untuk menunjang kontrol mutu bahan baku dan produk. Prarancangan pabrik ini juga dilakukan simulasi ALOHA untuk menganalisis dan menunjukkan bahwa dampak kebocoran asetaldehid dapat menjangkau area sejauh 111,55 meter, sedangkan kebocoran paraldehid berpotensi berdampak hingga 64 meter yang masih dalam jangkauan aman dari area pabrik.

            Bentuk perusahaan yang dipilih adalah Perseroan Terbatas dengan struktur organisasi line and staff. Total karyawan pada pabrik ini berjumlah 137 karyawan. Sistem kerja karyawan berdasarkan pembagian jam kerja terdiri dari karyawan shift sebanyak 72 karyawan dan non-shift sebanyak 65 karyawan.

Hasil analisis ekonomi diperoleh ROROI (Rate of Return on Invesment) sebesar 34,27%, PBP (Pay Back Period) selama 2,92 tahun, DCFROR (Discounted Cash Flow Rate of Return) sebesar 14,02%, dan DPBP (Discounted Pay Back Period) sebesar 3,48 tahun. Analisa BEP (Break Event Point) sebesar 42,68?n SDP (Shut Down Point) sebesar 22,64%. Berdasarkan pertimbangan pemenuhan kebutuhan dalam negeri, tinjauan proses, dan analisis ekonomi, pabrik paraldehid layak dipertimbangan untuk didirikan.